Semarang (Antaranews Jateng) - Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Kota Semarang mencatat pertumbuhan sekitar 2.000 UMKM setiap tahunnya, yang menandakan sektor ini makin memainkan peran dalam perekonomian di Ibu Kota Jawa Tengah ini.

"Pertumbuhan UMKM di Kota Semarang sangat pesat, baik kuantitas maupun kualitas," kata Kepala Dinkop UMKM Kota Semarang Litani Saktyawati di Semarang, Rabu.

Ia menyebutkan saat ini terdapat lebih dari14 ribu UMKM di Kota Semarang dengan pertumbuhan rata-rata sekitar 2.000 UMKM dalam setiap tahunnya.

Menurut dia, pertumbuhan UMKM tidak hanya sebatas dilihat dari jumlah atau kuantitas, tetapi secara kualitas, seperti terlihat dari peningkatan omzet.

Dari dinas, kata dia, terus melakukan pendampingan terhadap kalangan UMKM agar tumbuh dan berkembang, yakni mengenai pentingnya penataan administrasi hingga manajemen pemasaran.

"Terkait UMKM, kami telah mengarahkan mereka untuk memasarkan secara 'online' sejak setahun lalu. Bahkan, kami sudah bekerja sama dengan banyak 'e-commerce'," katanya.

Tidak hanya itu, kata dia, pihaknya secara rutin telah melakukan kurasi dengan memamerkan beragam produk UMKM ke luar daerah, baik pameran rutin maupun mandiri.

"Ya, bisa dilihat seperti sekarang. Kalau dulu, pemasaran hanya di dalam kota, sekarang merambah ke luar kota. Ke depan, kami berharap ada yang bisa 'go-international'," kata Litani.

Sementara itu, Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Semarang Krisseptiana Hendrar Prihadi berharap UMKM tidak lagi hanya memasarkan produknya di lingkup kelurahan atau kecamatan.

"Tidak hanya di lingkup kelurahan, kecamatan, atau kota, tetapi harus 'go-international'. Memang tidak mudah, tetapi harus di zaman now seperti sekarang," kata Tia, sapaan akrabnya.

Untuk menjadi UMKM yang "go-international", kata dia, diperlukan penguasaan atas produk, pemasaran, dan permodalan yang kuat, apalagi sekarang ini sudah era digital.

Istri Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi itu mengatakan tidak saatnya lagi UMKM menggunakan cara-cara konvensional dalam membangun jejaring, melainkan sudah harus memanfaatkan teknologi maju.

"Mereka (UMKM, red.) harus menggunakan aplikasi-aplikasi yang luar biasa untuk memudahkan 'marketing'-nya. Tidak hanya lokal saja, tetapi sudah secara internasional," kata Tia.

Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024