Semarang (Antaranews Jateng) - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Juliari P Batubara menegaskan keberlangsungan sektor pariwisata sangat identik dengan faktor keamanan di suatu daerah atau negara.
"Yang paling penting, saya tekankan pariwisata itu sangat identik dengan faktor keamanan. Yang namanya turis, kalau dengar enggak aman pasti sudah malas (berkunjung, red.)," katanya di Semarang, Jumat.
Hal tersebut diungkapkan politikus PDI Perjuangan itu saat mengunjungi Kampung Hasta Karya di Kelurahan Pedalangan, Semarang, yang menjadi sentra industri kecil bagi kalangan ibu rumah tangga.
Selama situasi dan kondisi suatu daerah aman, lanjut Ari, sapaan akrab Juliari, tidak ada yang perlu ditakutkan karena para wisatawan akan datang dengan sendirinya untuk berkunjung dan berwisata.
"Apalagi, kalau melihat situasi yang baik, teduh, dan bersih. Makanya, keamanan dan kebersihan harus diperhatikan oleh siapapun yang berkutat di industri pariwisata," kata Ketua Panja Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) DPR RI itu.
Untuk Semarang, kata dia, potensi pariwisata yang paling bisa dijual adalah kawasan Kota Lama sehingga tinggal melihat upaya serius dari Pemerintah Kota Semarang untuk mengoptimalkan destinasi wisata itu.
"Tinggal nanti dilihat apa upaya serius Pemkot Semarang untuk menjual dan mempromosikan kawasan Kota Lama. Ya, sekarang sudah bagus, tetapi harus lebih menarik lagi promosinya, kebersihan, penghijauannya," katanya.
Mengenai masuk atau tidaknya kawasan Kota Lama Semarang sebagai daftar warisan budaya dunia dari Unesco, Ari mengatakan tidak perlu dijadikan sebagai ukuran maupun alasan untuk tidak mengembangkan potensi yang ada.
"Karena Unesco tidak mungkin sembarangan. Bayangin kalau semua negara yang menganggap punya kota lama mengajukan diri ke Unesco. Yang saya ingat, harus sangat-sangat spesifik untuk bisa diakui Unesco," katanya.
Apalagi, kata dia, ada komite tersendiri yang akan menyeleksi dan menilai kawasan-kawasan "heritage" yang diajukan oleh berbagai negara ke Unesco sehingga penilaiannya akan sangat ketat.
"Tetap aja jalankan (pengembangan kawasan Kota Lama, red.). Banyak contoh kota-kota tua di dunia yang tidak masuk daftar 'world heritage' Unesco tetap sukses," kata Wakil Bendahara Umum DPP PDI Perjuangan itu.
"Yang paling penting, saya tekankan pariwisata itu sangat identik dengan faktor keamanan. Yang namanya turis, kalau dengar enggak aman pasti sudah malas (berkunjung, red.)," katanya di Semarang, Jumat.
Hal tersebut diungkapkan politikus PDI Perjuangan itu saat mengunjungi Kampung Hasta Karya di Kelurahan Pedalangan, Semarang, yang menjadi sentra industri kecil bagi kalangan ibu rumah tangga.
Selama situasi dan kondisi suatu daerah aman, lanjut Ari, sapaan akrab Juliari, tidak ada yang perlu ditakutkan karena para wisatawan akan datang dengan sendirinya untuk berkunjung dan berwisata.
"Apalagi, kalau melihat situasi yang baik, teduh, dan bersih. Makanya, keamanan dan kebersihan harus diperhatikan oleh siapapun yang berkutat di industri pariwisata," kata Ketua Panja Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) DPR RI itu.
Untuk Semarang, kata dia, potensi pariwisata yang paling bisa dijual adalah kawasan Kota Lama sehingga tinggal melihat upaya serius dari Pemerintah Kota Semarang untuk mengoptimalkan destinasi wisata itu.
"Tinggal nanti dilihat apa upaya serius Pemkot Semarang untuk menjual dan mempromosikan kawasan Kota Lama. Ya, sekarang sudah bagus, tetapi harus lebih menarik lagi promosinya, kebersihan, penghijauannya," katanya.
Mengenai masuk atau tidaknya kawasan Kota Lama Semarang sebagai daftar warisan budaya dunia dari Unesco, Ari mengatakan tidak perlu dijadikan sebagai ukuran maupun alasan untuk tidak mengembangkan potensi yang ada.
"Karena Unesco tidak mungkin sembarangan. Bayangin kalau semua negara yang menganggap punya kota lama mengajukan diri ke Unesco. Yang saya ingat, harus sangat-sangat spesifik untuk bisa diakui Unesco," katanya.
Apalagi, kata dia, ada komite tersendiri yang akan menyeleksi dan menilai kawasan-kawasan "heritage" yang diajukan oleh berbagai negara ke Unesco sehingga penilaiannya akan sangat ketat.
"Tetap aja jalankan (pengembangan kawasan Kota Lama, red.). Banyak contoh kota-kota tua di dunia yang tidak masuk daftar 'world heritage' Unesco tetap sukses," kata Wakil Bendahara Umum DPP PDI Perjuangan itu.