Purbalingga (Antaranews Jateng) - Pelaksana Tugas Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi berkomitmen untuk menjadikan Purbalingga, Jawa Tengah sebagai kabupaten layak anak pada 2019 sehingga pihaknya berupaya mempersiapkan sarana dan prasarana yang ramah anak.

"Kami merasa malu karena Purbalingga belum menjadi kabupaten layak anak. Oleh karena itu, kami berkomitmen harus bisa mempersiapkan sarana prasana baik kesehatan maupun pendidikan serta fasilitas umum lainnya yang ramah anak, semoga tahun 2019 bisa terelasisasi," katanya di Purbalingga, Selasa.

Bupati mengatakan hal itu saat memberi sambutan pada kegiatan Gebyar Budaya Lokal yang digelar Pimpinan Daerah Aisyiyah dan Nasyiatul Aisyiyah Kabupaten Purbalingga di lapangan barat Stadion Goentoer Darjono serta diikuti peserta didik dari 117 Aisyiyah Bustanul Athfal (ABA) se-Kabupaten Purbalingga.

Menurut dia, dari 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah, hingga saat ini masih tersisa enam kabupaten/kota yang belum masuk kategori kabupaten layak anak, salah satunya Purbalingga. 

Terkait dengan Gebyar Budaya Lokal, dia mengapresiasi penyelenggara kegiatan terutama PD Aisyiyah karena selain sebagai penyelenggara pendidikan formal, juga memiliki kepedulian terhadap upaya mengembangkan serta menumbuhkan kecintaan terhadap kesenian dan budaya lokal kepada generasi muda.

"Anak-anak sekarang hidup di zaman milenial, zaman globalisasi, zaman digitalisasi ,di mana perubahan-perubahan yang terjadi sangat berdampak memengaruhi generasi muda. Untuk itu, orang tua dan guru perlu memberikan bimbingan dan pembinaan intensif," katanya.

Ia mengharapkan kegiatan tersebut juga menjadi ajang pembinaan pembentukan karakter karena saat sekarang banyak dijumpai permasalahan remaja, terutama degradasi moral serta banyak yang terjerumus pada pergaulan bebas, narkoba, dan minuman keras.?

Menurut dia, generasi muda tidak cukup hanya memiliki kecerdasan intelektual namun penting memiliki sikap yang baik.?

"Pendidikan yang penting dan utama adalah dalam keluarga karena keluarga adalah sekolah pertama bagi anak-anak belajar yang baik dan buruk. Menumbuhkan sesuatu yang positif di keluarga sangat penting, orang tua dan guru wajib memberikan landasan pendidikan agama yang kuat bagi generasi muda untuk membentengi mereka dari berbagai hal negatif pada masa yang akan datang," katanya.

Ketua Panitia Gebyar Budaya Lokal Istiati Fauzi mengatakan kegiatan tersebut untuk mengembangkan pendidikan karakter yang berbasis nilai-nilai islami melalui sekolah dengan mengembangkan cipta lagu dan cerita lokal serta menggali potensi budaya lokal yang sesuai dengan ajaran Islam.?

Selain itu, kata dia, menciptakan alternatif budaya dengan memadukan nilai-nilai islami dengan kearifan dan kecerdasan lokal serta mengembangkan seni sebagai salah satu karya budaya yang memiliki filosofi tinggi.

"Kegiatan ini sebagai sarana untuk mengembangkan bakat dan minat siswa dengan menekankan fungsi kesenian sebagai media dakwah dan pembentukan karakter dengan bentuk kegiatan gelar budaya lokal yang bertema budaya lokal membuka cakrawala generasi muda berkarakter islami," katanya.


   

Pewarta : Sumarwoto
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024