Boyolali (Antaranews Jateng) - Sejumlah delegasi mancanegara dalam International Gamelan Festival atau Festival Gamelan Internasional 2018 di Benteng Vastenburg Solo melakukan kunjungan ke Kabupaten Boyolali, Kamis.
     
Festival Gamelan Internasional yang digelar Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tersebut mendatangkan sejumlah maestro gamelan dari berbagai penjuru Tanah Air, termasuk Kabupaten Boyolali. Festival mengusung tema "Homecoming" dengan dimeriahkan pameran, konser gamelan, penerbitan buku seni gamelan, dan seminar.
     
Kepala Bagian Umum dan Kerja Sama Setjen Kemendikbud, Ahmad Mahendra, mengatakan kunjungan ke Boyolali di tempat perajin gamelan milik Suwaldi, di Dukuh Candirejo, Desa Dukuh, Kecamatan Banyudono.
 
Peserta IGF dari 19 grup dari 10 negara ikut menyaksikan dari dekat proses akhir pembuatan gamelan. Setelah itu, rombongan melanjutkan kunjungan ke SMA Negeri 1 Boyolali untuk mengikuti diskusi dan memainkan gamelan bersama sejumlah siswa. Sebagai hiburan, disuguhkan tarian yang juga mengajak interaksi para peserta untuk menari bersama tim Duta Seni dan Misi Kebudayaan Pelajar Boyolali 2018.
     
"Kami berharap rangkaian IGF di Boyolali ini, mampu menunjukkan, gamelan merupakan salah satu budaya Tanah Air," kata dia.       
     
Ia mengatakan rombongan sebenarnya tujuannya mendatangi situs di Blora, Karanganyar, Wonogiri, dan Boyolali untuk menunjukkan gamelan itu sudah sangat mengakar.

Dia mengatakan SMAN 1 Boyolali telah mewakili bagaimana proses regenerasi gamelan.  Festival itu tidak hanya diikuti kalangan maestro tetapi juga sekolah dan pembina gamelan.
     
"Festival ini, ke depan menjadi kegiatan yang dapat diharapkan berkumpulnya para pemain gamelan di seluruh dunia. Kami semua bisa melihat regenerasi berjalan terus terhadap gamelan," katanya.
     
Pihaknya berharap, kedatangan peserta festival dari mancanegara memotivasi para pelajar Boyolali dalam rasa memiliki budaya gamelan. Mereka mampu berkolaborasi dengan memainkan gamelan secara baik.  

"Memotivasi anak-anak dengan berkolaborasi dengan bagus. Hingga anak-anak ada rasa memiliki dan makin memiliki serta bangga dengan gamelan," kata dia.
     
Jonas, peserta IGF asal Spanyol mengapresiasi kegiatan yang diikuti dalam kunjungan ke Boyolali.

Dia menyatakan tertarik dengan gamelan. Ia pernah belajar karawitan di Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta.
     
"Saya juga dapat melihat dari dekat pembuatan gamelan dan berinteraksi dengan pemain gamelan yang masih pelajar," kata Jonas.

Menurut dia, cara memainkan gamelan sebagai hal yang menarik karena harus dengan rasa agar menjadi satu keselarasan.
 

Pewarta : Bambang Dwi Marwoto
Editor : Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2024