Solo (Antaranews Jateng) - Pengrajin gelang dari bahan baku tali paracord atau parasut di Kampung Sewu Jebres Kota Solo yang awalnya hanya iseng membuat kerajinan tersebut kini bisa meraup omzet hingga jutaan rupiah. 

Deva Handriyan (19) pengrajin gelang paracord di Kampung Sewu RT 01/08 Jebres Solo, Kamis, mengatakan kerajinan tali paracord tersebut dibuat sejak 2016 ketika masih kelas 11 SMK di Solo yang diminati hanya kalangan teman sekolah saja.

Namun, kata Deva kerajinan gelang paracord yang dibuatnya kini sudah banyak diminati masyarakat.

"Saya dari kerajinan ini, bisa memenuhi kebutuhan sendiri dan omzet rata-rata hingga Rp2 juta per bulan. Bahkan, jika lagi ramai order bisa kelipatannya," kata Deva yang mengaku lulusan SMK di Solo.

Dia mengatakan selain membuat aksesoris gelang, juga jam tangan dan kalung yang selalu mengikuti tren masa kini. 

Menurut Deva, awalnya hanya pandai soal tali menali seperti anggota Pramuka, tetapi terus dikembangkan dan akhirnya bisa untuk lahan bisnis.

Gelang tali paracord, kata Dewa, dijual bervariasi mulai dari Rp8.000 per buah hingga Rp90.000 per buah tergantung tingkat kerumitan dan bahan bakunya.

"Bahan baku tali paracord yang asli dari Amerika Serikat membeli cukup mahal per meter bisa mencapai Rp120 ribu. Namun, bahan baku yang lokal hanya RpRp40 ribu hingga Rp60 ribu per meter," kata Deva yang kini sedang mencari perguruan tinggi untuk melanjutkan kuliah.

Menurut dia, kemampuan produksi rata-rata hanya 200 buah per bulan, karena dirinya hanya kerajinan rumah tangga dengan modal yang minim. Produksi hanya sesuai dengan pesanan yang datang dari Solo dan sekitarnya, seperti Jakarta, Lampung hingga Pulau Kalimantan.

"Hasilnya lumayan bisa untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri, dan sebagian untuk keperluan sekolah," kata Deva.

Menurut dia, kerajinan hasil buatannya dengan biaya produksi sekitar 50 persen dari harga penjualannya. 

"Cara memasarkan masih melalui online dan dari orderan teman-teman sekali pesanan bisa mencapai 100 hingga 200 buah," katanya. 

Pewarta : Bambang Dwi Marwoto
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024