Semarang (Antaranews Jateng)  - Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Cabang Tanjung Emas Semarang terus berusaha menekan terjadinya kecelakaan salah satunya dengan melakukan pelatihan dan uji kompetensi para sopir yang nantinya mendapatkan sertifikasi dari dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).

"Ini (pelatihan dan uji kompetensi, red.) pertama kalinya di Indonesia dan harapannya bisa menjadi percontohan bagi pelabuhan-pelabuhan lainnya, sehingga ke depan tingkat kesehatan dan keselamatan kerja (K3) dapat meningkat," kata Ketua DPC Aptrindo Tanjung Emas Semarang Supriyono di Semarang, Selasa.

Supriyono menyebutkan untuk kesempatan pertama, pelatihan dan uji kompetensi dilakukan untuk 40 sopir truk dari total 500 orang sopir truk yang menjadi anggota Aptrindo Cabang Tanjung Emas Semarang.

"Nantinya akan kami lakukan secara bertahap. Kali ini 40 orang terlebih dahulu dan nantinya akan menyusul. Target kami, tahun 2019 selbanyak 500 sopir truk sudah mengukuti pelatihan dan uji komptensi," katanya.

Untuk materi pelatihan sebelum uji komptensi, lanjut Supriyono, para sopir truk akan mendapatkan materi dari tiga instansi yakni Polda mengenai etika berkendara dan rambu-rambu lalu lintas; Aptrindo mengenai persiapan dan pelayanan terhadap pelanggan; serta dari Pelindo mengenai keselamatan kerja di Terminal Peti Kemas dan peraturan yang tidak ada di jalan raya.

Perwakilan dari Dirlantas Polda Jateng AKBP Indra Kurniawan Mangunsong menambahkan jumlah kecelakaan lalu lintas di Jateng per 2017 sebanyak 17 ribu kejadian dengan faktor terbanyak karena kesalahan manusia/sopir.

"Pelatihan dan uji komptensi ini diharapkan dapat menekan kecelakaan lalu lintas. Inginnya zero, tetapi kan itu butuh waktu. Oleh karena itu, harapannya 40 sopir truk yang ikut pelatihan dan uji kompetensi kali ini dulu yang tidak terlibat kecelakaan. Harapannya ini bisa menjadi pioner bagi yang lain," kata Indra.

Ketua DPW ALFI Jateng dan DIY Ari Wibowo menambahkan bahwa tidak hanya menekan kecelakaan di jalan raya, para sopir yang telah mengantongi sertifikat dari BNSP, maka juga dapat bersaing dengan para sopir dari luar negeri.

"Sertifikat BNSP memiliki standar nasional dan dapat digunakan untuk bersaing dengan para sopir dari luar negeri. Dengan sertifikasi ini, maka akan ada peningkatan mutu, tidak hanya untuk sopir tetapi juga hak orang lain seperti sepeda motor, juga penumpang angkutan umum, maupun mobil pribadi," kata Ari Wibowo. 

Menurut Ari Wibowo, dengan kompentensi sopir truk tersebut, maka peluang investasi di Jawa Tengah semakin terbuka lebar karena dapat memenuhi kebutuhan para importir dan sinergi dengan para pabrik semakin baik.

 

Pewarta : Nur Istibsaroh
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024