Karanganyar (Antaranews Jateng) - Presiden RI Joko Wdodo (Jokowi) mengajak semua masyarakat untuk terus merawat "Ukhuwah Islamiyah" yang menumbuhkan perasaan kasih sayang, persaudaraan, kemuliaan, dan rasa saling percaya.
"Kami mengajak semuanya untuk terus merawat Ukhuwah Islamiyah, memang yang diberikan kepada Negara Indonesia banyak berbedaan suku, agama, bahasa, dan adat ini, sebagai anugerah yang harus disyukuri," kata Presiden saat menghadiri acara peletakan batu pertama pembangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Majlis Tafsir Al Quran (MTA) di Dusun Tunggul Sari, Desa Pojok, ?Kecamatan Mojogedang, Kabupaten Karanganyar, Jateng, Minggu.
Ia menyebutkan jangan sampai karena perbedaan tersebut masyarakat menjadi retak dan pecah karena tidak bisa menjaga.
Hal ini, sering terjadi dimulai dari pemilihan bupati, wali kota, gubernur, dan presiden.
"Kita akan rugi besar kalau hal itu diterus-teruskan. Pesta demokrasi setiap lima tahun selalu ada. Mau berbeda pilihan silahkan, yang berpolitik berbeda tidak apa-apa. Namun, mereka jangan sampai ada perbedaan politik kemudian tidak saling sapa antar tetangga, teman, antar kampung," kata presiden dihadapan ribuan jamaah MTA.
Menurunya pemilihan presiden yang sudah empat tahun yang lalu sampai sekarang masih dibawa-bawa. Perbedaan merupakan anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa yang patut disyukuri dan jangan sampai pilihan politik menjadi pecah.
"Bersatu saja belum tentu bisa memenangkan persaingan global atau mengatasi tantangan-tantangan besar yang kita hadapi sekarang ini, seperti intervensi budaya luar, nilai-nilai Indonesia kita, perang dagang, radikalisme, terorisme. Apalagi kita tidak rukun atau tidak bersatu," terangnya.
Presiden mengatakan masyarakat jika sudah masuk ke politik mulai gampang curiga, berprasangka jelek, berpikir negatif kepada orang lain. Kenapa mereka tidak berprasangka baik kepada orang lain, dengan penuh kecintaan, berpikir positif. Jangan sampai berprasangka buruk kepada orang lain dikembangan.
Saling mencela, mencemooh lihat di media sosial sekarang ini. Bagaimana kita akan membangun masyarakat. Jika hal itu kita terus teruskan. Kita sebagai bangsa Indonesia memilik tata krama, etika dan nilai-nilai, lanjutnya.
Presiden mengajak bersama-sama untuk berpikir positif karena tantangan-tantangan yang dihadapi tidak gampang. Indonesia telah melaksanakan Pilkada di Indonesia sebanyak 171 pemilihan bupati, wali kota, dan gubernur berjalan dengan baik.
"Saya melihat masyarakat makin matang dalam berpolitik dan makin dewasa dalam berdemokrasi. Masyarakat bisa memilih pemimpin-pemimpin yang baik dengan melihat rekam jejak dan prestasi kerjanya," katanya.
Pada acara peletakan batu pertama pembangunan Ponpes MTA, Presiden Jokowi yang didampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono, Mensekneg Pratikno, Pimpinan Pusat MTA Al Ustadz Ahmad Sukina, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Pangdam IV/Diponegoro Mayor Jenderal TNI Wuryanto, Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Condro Kirono, dan dihadiri belasan ribu jamaah MTA dari berbagai daerah di Indonesia.
"Kami mengajak semuanya untuk terus merawat Ukhuwah Islamiyah, memang yang diberikan kepada Negara Indonesia banyak berbedaan suku, agama, bahasa, dan adat ini, sebagai anugerah yang harus disyukuri," kata Presiden saat menghadiri acara peletakan batu pertama pembangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Majlis Tafsir Al Quran (MTA) di Dusun Tunggul Sari, Desa Pojok, ?Kecamatan Mojogedang, Kabupaten Karanganyar, Jateng, Minggu.
Ia menyebutkan jangan sampai karena perbedaan tersebut masyarakat menjadi retak dan pecah karena tidak bisa menjaga.
Hal ini, sering terjadi dimulai dari pemilihan bupati, wali kota, gubernur, dan presiden.
"Kita akan rugi besar kalau hal itu diterus-teruskan. Pesta demokrasi setiap lima tahun selalu ada. Mau berbeda pilihan silahkan, yang berpolitik berbeda tidak apa-apa. Namun, mereka jangan sampai ada perbedaan politik kemudian tidak saling sapa antar tetangga, teman, antar kampung," kata presiden dihadapan ribuan jamaah MTA.
Menurunya pemilihan presiden yang sudah empat tahun yang lalu sampai sekarang masih dibawa-bawa. Perbedaan merupakan anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa yang patut disyukuri dan jangan sampai pilihan politik menjadi pecah.
"Bersatu saja belum tentu bisa memenangkan persaingan global atau mengatasi tantangan-tantangan besar yang kita hadapi sekarang ini, seperti intervensi budaya luar, nilai-nilai Indonesia kita, perang dagang, radikalisme, terorisme. Apalagi kita tidak rukun atau tidak bersatu," terangnya.
Presiden mengatakan masyarakat jika sudah masuk ke politik mulai gampang curiga, berprasangka jelek, berpikir negatif kepada orang lain. Kenapa mereka tidak berprasangka baik kepada orang lain, dengan penuh kecintaan, berpikir positif. Jangan sampai berprasangka buruk kepada orang lain dikembangan.
Saling mencela, mencemooh lihat di media sosial sekarang ini. Bagaimana kita akan membangun masyarakat. Jika hal itu kita terus teruskan. Kita sebagai bangsa Indonesia memilik tata krama, etika dan nilai-nilai, lanjutnya.
Presiden mengajak bersama-sama untuk berpikir positif karena tantangan-tantangan yang dihadapi tidak gampang. Indonesia telah melaksanakan Pilkada di Indonesia sebanyak 171 pemilihan bupati, wali kota, dan gubernur berjalan dengan baik.
"Saya melihat masyarakat makin matang dalam berpolitik dan makin dewasa dalam berdemokrasi. Masyarakat bisa memilih pemimpin-pemimpin yang baik dengan melihat rekam jejak dan prestasi kerjanya," katanya.
Pada acara peletakan batu pertama pembangunan Ponpes MTA, Presiden Jokowi yang didampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono, Mensekneg Pratikno, Pimpinan Pusat MTA Al Ustadz Ahmad Sukina, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Pangdam IV/Diponegoro Mayor Jenderal TNI Wuryanto, Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Condro Kirono, dan dihadiri belasan ribu jamaah MTA dari berbagai daerah di Indonesia.