Cilacap (Antaranews Jateng) - Sekitar 700 pekerja Pertamina Refinery Unit IV Cilacap, Jawa Tengah, menggelar Aksi Pekerja Bela Pertamina sebagai upaya menyelamatkan eksistensi dan kelangsungan bisnis badan usaha milik negara itu.

Aksi yang digelar di pelataran parkir Lapangan Kompleks Perumahan Pertamina Donan, Cilacap, Kamis sore, juga diikuti pekerja Pertamina Marketing Operation Region IV Jawa Tengah dan Daerah Istimewa yang bertugas di Cilacap.

Dalam aksi yang digelar untuk menyikapi konstelasi yang mengancam eksistensi dan kelangsungan bisnis perusahaan serta kedaulatan negara atas energi nasional terutama sektor minyak dan gas Bumi tersebut, ratusan pekerja Pertamina meletakkan helm di atas aspal pelataran parkir dengan membentuk tulisan "SIAGA I".

Aksi unjuk rasa yang dipimpin Ketua Umum Serikat Pekerja Patra Wijayakusuma Pertamina RU IV Cilacap Titok Dalimunthe diisi dengan berbagai orasi yang disampaikan oleh perwakilan pekerja, salah satunya General Manager Pertamina RU IV Cilacap Djoko Priyono.

"Saya di sini bukan sebagai General Manager, melainkan sebagai pekerja," katanya saat berorasi di hadapan ratusan pekerja Pertamina Cilacap.

Dia memberikan apresiasi kepada para pekerja yang menggelar aksi terkait dengan kondisi Pertamina saat ini.

Ia mengharapkan upaya yang dilakukan pekerja Pertamina direstui oleh Allah SWT sehingga dapat membuahkan hasil.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Serikat Pekerja Patra Wijayakusuma Pertamina RU IV Cilacap Dwi Jatmiko menyoroti bongkar pasang susunan Direksi PT Pertamina (Persero) yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir.

Selain itu, dia juga menyoroti akuisisi Pertagas (anak perusahaan Pertamina) oleh Perusahaan Gas Negara (PGN) yang notabene lebih dari 40 persen sahamnya dimiliki swasta asing.

Setelah menggelar orasi sekitar satu jam, "Aksi Pekerja Bela Pertamina" itu diakhiri dengan penandatanganan spanduk pernyataan sikap oleh para pekerja.

Saat ditemui usai aksi, Ketua Umum Serikat Pekerja Patra Wijayakusuma Pertamina RU IV Cilacap Titok Dalimunthe mengatakan pihaknya menolak akuisisi Pertagas oleh PGN dan menuntut agar "conditional sales and purchace agreement (CPSA)" telah ditandatangani agar dibatalkan serta seluruh proses akusisi tersebut segera dihentikan.

"Kami meminta keberpihakan pemerintah dalam membesarkan perusahaan energi nasional Pertamina dengan memberi kesempatan mengelola blok-blok migas yang telah habis masa kontraknya," katanya.

Selain itu, kata dia, pihaknya meminta pemerintah agar tidak membuat kebijakan-kebijakan yang merugikan kelangsungan bisnis perusahaan.

" Apabila tidak ada respons positif dari direksi dan pemerintah, pekerja siap melakukan aksi industrial apapun yang dibutuhkan di bawah komando FSPPB (Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu)," katanya.

 Dalam hal ini, kata dia, pekerja Pertamina Cilacap siap menggelar aksi yang lebih besar di Jakarta termasuk melakukan aksi mogok nasional.

" Kita telah berkomitmen, daripada hancur oleh kebijakan-kebijakan, mendingan kita setop operasional kilang kalau hanya untuk rugi saja," tegasnya.  

Pewarta : Sumarwoto
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024