Pengalaman di dapur memudahkan Nicholas sebagai chef di film

Jumat, 1 Juni 2018 14:33 WIB

Jakarta (Antaranews Jateng) - Di balik kesan dingin dari karakter ikonik Rangga di “Ada Apa Dengan Cinta” yang melejitkan namanya sebagai aktor, Nicholas Saputra punya sisi lain yang belum pernah muncul di hadapan publik. Karakter chef bernama Bono di film “Aruna dan Lidahnya” memberi kesempatan untuk sisi lain Nicholas yang gemar memasak.

“Buat saya ini proyek yang refreshing…Bono itu chef, saya juga memang suka memasak buat sendiri dan teman-teman walau tidak sejauh Bono,” kata Nicholas di konferensi pers “Aruna dan Lidahnya”, Jakarta, Kamis (31/5).

Karakter Bono juga tercermin dalam kepribadiannya, dan itu belum pernah diekspresikan dalam film-film sebelumnya. Pengalamannya di dapur memudahkan Nicholas ketika beraksi sebagai chef di film yang disutradarai oleh Edwin ini. Namun dia tetap mempelajari teknik-teknik memasak dengan mengamati chef yang ada di lokasi pengambilan gambar.

Pemilik nama lengkap Nicholas Schubring Saputra ini mulai belajar memasak sejak menjadi mahasiswa teknik arsitektur di Universitas Indonesia. 

“Waktu kuliah banyak waktu sendiri, harus masak buat sendiri,” kata pria yang juga senang membuat makanan untuk teman-teman yang bertandang ke tempatnya.

Hobi ini juga bermanfaat ketika dia harus berdiet demi tuntutan film karena dia bisa mengontrol asupan kalori dengan cara memasaknya sendiri. Di sisi lain, Nicholas berpendapat memasak bisa membuatnya bermeditasi.

“Masak sangat meditatif, kita jadi fokus, punya kreativitas. Satu-dua jam masak sangat meditatif,” ungkap pria yang kerap membuat kinoa goreng salmon dan turkish meatball.

Baca juga: 

Ketika melancong, aktor 34 tahun itu juga suka membawa buah tangan berupa bumbu khas dari tempat tersebut. Ketika merindukan suatu tempat yang pernah disambanginya, dia membayarnya lewat memasak dengan bumbu dari tempat tersebut.

Lokasi pengambilan gambar “Aruna dan Lidahnya” yang dibintangi oleh Dian Sastrowardoyo, Oka Antara, Hannah Al Rashid itu terletak Surabaya, Pamekasan, Pontianak dan Singkawang. 

Dari perjalanan kuliner keempat kota, Nicholas juga menemukan makanan-makanan baru yang belum pernah dicicipinya.

“Banyak, lorjuk (sebutan kerang bambu di Surabaya), nasi cumi di Surabaya, rawon buntut, mie kepiting Pontianak yang  ternyata berbeda sama bayangan saya, di Singkawang ada choi pan,” tutur dia.

“Aruna dan Lidahnya” yang diadaptasi lepas dari novel karya Laksmi Pamuntjak mengisahkan persahabatan dan kuliner berbalut intrik dan konspirasi yang melibatkan Aruna, ahli wabah pencinta kuliner, Bono si chef, Nad sang kritikus kuliner serta Farish yang pernah bekerja dengan Aruna. Film tersebut bakal ditayangkan pada September mendatang.

Pewarta : Nanien Yuniar
Editor : Totok Marwoto
Copyright © ANTARA 2024

Terkait

Menag bertolak ke Saudi cek persiapan akhir layanan di tanah suci

1 jam lalu

Pengangguran terbuka di Jateng turun, tamatan SMK masih mendominasi

14 jam lalu

Sentra Halal UMP gelar sosialisasi sertifikasi halal di Desa Wisata Kalisalak

17 jam lalu

Pertumbuhan ekonomi Jateng di triwulan I 2024 capai 4,97 persen

17 jam lalu

Kemarau di Banyumas diperkirakan lebih panjang, BPBD waspada

18 jam lalu
Terpopuler

RTMM-SPSI ajak pekerja informal ikut jaminan sosial ketenagakerjaan

PERISTIWA - 04 May 2024 6:23 Wib

Dadang Somantri berharap pekerja kompeten dan terampil

PERISTIWA - 02 May 2024 8:39 Wib

Pemkot Pekalongan lakukan pelatihan olah limbah organik jadi pupuk

PERISTIWA - 1 jam lalu

ANTARA Biro Jateng lepas mahasiswa magang Polines

PERISTIWA - 04 May 2024 6:37 Wib

BPJS Kesehatan Purwokerto dan mitra RS pastikan prosedur pelayanan

PERISTIWA - 02 May 2024 9:05 Wib