Boyolali (Antaranews Jateng) - Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah memantau kesiapan bidang kesehatan yang sudah terorganisasi untuk melakukan pemetaan daerah rawan bencana Gunung Merapi di wilayah Kabupaten Boyolali, Klaten dan Magelang.

Tim pemetaan bidang kesehatan yang dipimpin Kepala Dinkes Pemprov Jateng Yulianto bersama Kepala Dinkes Kabupaten Boyolali, Ratri S. Survivalina beserta para jajarannya melakukan meninjauan langsung di Dusun Stabelan Desa Tlogolele, Selo, Boyolali, Rabu.

Menurut Kepala Dinkes Pemprov Jateng Yulianto timnya datang ke desa-desa di wilayah lereng Merapi Boyolali dalam rangka pemantauan kesiapan mitigasi bencana Gunung Merapi bidang kesehatan.

"Kami mengecek bagaimana masyarakatnya, pemahaman masyarakat, kesiapan sumber daya manusia (SDM), obat-obatan, peralatan dan fasilitas kesehatan dipastikan sudah siap," kata Yulianto.

Meskipun, Yulianto berharap tidak terjadi bencana yang lebih besar, tetapi pihaknya memastikan langkah pra bencana sudah tidak ada masalah. Pihaknya juga melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat di lereng Merapi.

"Masyarakat diberikan sosialisasi dan edukasi, meski masyarakat sudah tahu dan lebih berpengalaman," katanya.

Hal tersebut, kata Yulianto, juga dilakukan di wilayah Kabupaten Klaten dan Magelang yang menjadi kawasan rawan bencana Gunung Merapi di Jawa Tengah.

Kepala Dinkes Kabupaten Boyolali, Ratri S. Survivalina mengatakan pihaknya juga telah siap mengantisipasi jika terjadi bencana erupsi Merapi yang datang secara tiba-tiba.

"Kami bertugas dalam penanganan bencana ada tiga, yaitu pelayanan kesehatan, surveilana atau kewaspadaan dan kegawatdaruratan," kata Ratri S.

Menurut Ratri pihaknya untuk kewaspadaan selalu memantau perkembangan aktivitas salah satu gunung teraktif di dunia tersebut.     

Selain itu, lanjut dia, untuk kegawatdaruratan akan diakomodasikan dengan pelayanan 119, sedangkan terkait pelayanan kesehatan dengan melibatkan seluruh Puskesmas yang ada di Boyolali.

"Kami aktifkan sebanyak 26 Puskesmas, karena kalau mengungsi itu kadang di sister village, berpindah di desa atau kecamatan lain ikut terlibat,"katanya.

Pihaknya meyakinkan bahwa ketersediaan obat-obatan dan logistik kesehatan sudah siap. Pihaknya telah mempersiapkan jika terjadi kegawatduaratan telah dipersiapkan sebelumnya. 


Pewarta : Bambang Dwi Marwoto
Editor : Sumarwoto
Copyright © ANTARA 2024