Boyolali (Antaranews Jateng) - Pemerintah Kabupaten Boyolali menggelar tradisi Padusan menjelang bulan puasa guna menarik wisatawan berkunjung di objek wisata pemandian Tirto Marto Pengging, Kecamatan Banyudono, Selasa.

     Sebelum dimulai Padusan yang sering dilakukan oleh masyarakat, terutama umat Islam sebelum menunaikan badah puasa, diawali prosesi siraman Mas dan Mbak Boyolali, kemudian dimeriahkan kirab budaya.

    Acara Padusan pada tahun ini dinilai lebih menarik karena kirab diikuti ratusan santri Taman Pendidikan Alquran dan kelompok seni yang ada di Banyudono. Acara ini terlihat lebih meriah ketimbang pada tahun lalu. Para santri dengan membetangkan spanduk identitasnya masing-masing, mereka mengajak masyarakat untuk menunaikan ibadah puasa.

     Wakil Bupati Boyolali M. Said Hidayat berharap tradisi padusan dimanfaatkan masyarakat untuk membersihkan diri menjelang bulan puasa. Mengingat tradisi itu sudah berjalan lama, dan sekarang tetap dilestarikan serta dikemas untuk menarik para wisatawan berkunjung di objek pemandian mata air Pengging ini.

     "Padusan sama dengan mandi. Artinya, mandi untuk menyucikan diri sebelum menjalankan puasa. Suci lahir dan batin sebelum puasa, itu makna sesungguhnya dari padusan," kata M. Said Hidayat usai membuka acara tersebut.

     Selain itu, M Said  juga berharap ritual padusan mampu mendongkrak kegiatan pariwisata di Banyudono khususnya dan Boyolali umumnya. Kegiatan ini berdampak ekonomi masyarakat sekitar ikut berkembang melalui usaha warung makan, kerajinan, dan lainnya.

     Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Boyolali Wiwis Trisiwi Handayani mengatakan bahwa tradisi padusan sejak zaman Wali Songo, atau pada masa pemerintahan Kerajaan Demak.
     
Wiwis Trisiwi mengatakan bahwa objek wisata Umbul Tirto Marto Pengging zaman dahulu sering digunakan keluarga Keraton Surakarta untuk mandi menjelang bulan puasa.

    Wiwis menegaskan bahwa pihaknya terus berupaya melestarikan acara hingga sekarang.
 
     "Padusan ini tujuannya menyucikan diri dan hati sebelum menunaikan ibadah puasa. Saya ingin acara ritual ini menjadi destinasi wisata di Boyolali." kata Wiwis.

Pewarta : Bambang Dwi Marwoto
Editor : D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2024