Sragen (Antaranews Jateng) - Gubernur Jawa Tengah nonaktif Ganjar Pranowo tetap berkoordinasi dengan jajaran Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam penanganan erupsi freatik Gunung Merapi.
    
"Saya minta BPBD kabupaten/kota di sekitar Gunung Merapi untuk siaga dan melakukan tindakan awal penanggulangan bencana," kata Ganjar usai berkunjung di Pondok Pesantren Abdul Jalal, Kalioso, Kali Jambe, Kabupaten Sragen, Jumat.

Ganjar juga meminta jajaran BPBD dan instansi terkait lainnya untuk siaga penuh guna mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan sekaligus mengurangi jumlah korban terdampak bencana.

Politikus PDI Perjuangan itu mengungkapkan, berdasarkan informasi yang diterimanya, beberapa warga yang berada di radius 5 kilometer dari Gunung Merapi sudah dievakuasi.

"Kita berharap kondisi Merapi tidak memburuk dan segera normal kembali," ujarnya.

Selain itu, Ganjar meminta para pendaki yang masih berada di sekitar Gunung Merapi, terutama di Pasar Bubrah segera dijemput untuk evakuasi.
    
"Biasanya, para pendaki sudah mendapat 'briefing' dari pos pendakian sehingga tahu harus segera turun bila mengetahui kondisi gunung mendadak berbahaya, apalagi kalau dia (pendaki) berada di Pasar Bubrah, inikan kondisinya berarti ke arah selatan timur ya, ke arah Yogyakarta. Semoga bisa segera turun ke arah Selo Boyolali," katanya.
    
Guna mengantisipasi situasi pascaerupsi Gunung Merapi, Ganjar meyakini BPBD sudah dalam kondisi siap, terutama penanggulangan bencana khususnya di Jateng telah memiliki sistem yang saling berkaitan antardaerah.

"Tentu yang paling penting adalah memberikan kesadaran masyarakat terhadap mitigasi bencana sehingga kalau terjadi kegempaan seperti ini harus lari kemana," ujarnya.

Khusus warga di sekitar Merapi dan Magelang telah memiliki sistem "sister family" yakni keluarga di zona aman yang menjadi tempat pengungsian ketika terjadi situasi memburuk.

Seperti diwartakan, terjadi letusan freatik Gunung Merapi yang terletak di Kabupaten Klaten, Magelang, Boyolali dan Sleman meletus freatik pada Jumat (11/5) sekitar pukul 07.32 WIB.

Letusan disertai suara gemuruh dengan tekanan sedang hingga kuat dan tinggi kolom 5.500 meter dari puncak kawah, letusan melontarkan abu vulkanik, pasir dan material piroklatik.

Status Gunung Merapi hingga saat ini masih tetap normal (Level I) dengan radius berbahaya adalah 3 kilometer dari puncak kawah.

Pewarta : Wisnu Adhi Nugroho
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024