Magelang (Antaranews Jateng) - Hingga saat ini di Desa Srumbung, Kabupaten Magelang, Jateng belum terjadi hujan abu akibat aktivitas guguran material vulkanik Gunung Merapi, Jumat, sekitar pukul 07.30 WIB, kata Koordinator Organisasi Pengurangan Risiko Bencana Desa Srumbung, Ahmad Muslim.

Akan tetapi, warga setempat memang sempat panik selama beberapa saat ketika melihat asap sulvatara berwarna hitam pekat dari kawasan puncak gunung itu yang membumbung cukup tinggi.

Sebelumnya, warga setempat mendengar suara gemuruh selama beberapa saat yang bersumber dari gunung tersebut.

"Saat panik itu, ada yang sudah lari ke arah bawah, tetapi kemudian ditenangkan oleh aparat dan petugas," ujar Muslim yang juga salah satu perangkat desa setempat dan Ketua Banser Desa Srumbung itu.

Semburan asap sulvatara terjadi sekitar pukul 07.30-08.00 WIB, terlihat warga setempat mengarah ke timur. Desa Srumbung terletak sekitar 12,5 kilometer arah barat daya Gunung Merapi.

Hingga saat ini, warga setempat sudah tenang, namun perangkat desa telah mengingatkan mereka untuk tetap waspada, seperti dengan menyiapkan masker guna mengantisipasi hujan abu.

"Warga sudah tenang tetapi tetap waspada," ujar dia.

Seorang warga Dusun Gemer, Desa Ngargomulyo, Kecamatan Dukun, sekitar tujuh kilometer barat daya Gunung Merapi, Sibang, mengatakan langit di atas kawasan tersebut cerah saat terjadi semburan material vulkanik.

"Sekitar lima menit terjadi suara guguran yang kami dengar dari sini," katanya.

Ia mengakui bahwa warga setempat sempat panik karena tiba-tiba terjadi semburan vulkanik dari kawasan puncak Merapi.

Hingga saat ini, kata Sibang yang juga Ketua Kelompok Tani "Sedulur Merapi" Dusun Gemer itu, juga belum terjadi hujan abu di salah satu dusun terakhir sebelum puncak Merapi itu, sebagai akibat semburan material vulkanik.

Gunung Merapi mengalami fase erupsi hebat pada 2010 disusul dengan banjir lahar hujan secara intensif pada 2011 melalui berbagai sungai yang merembet hingga banyak desa di kawasan tersebut.

Pewarta : Maximianus Hari Atmoko
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024