Semarang (Antaranews Jateng) - PT Pupuk Indonesia (Persero) memastikan stok pupuk bersubsidi untuk petani aman, sehingga jika ada permasalahan di lapangan diharapkan masyarakat dapat segera melaporkannya.

"Keluhan pelanggan dapat disampaikan ke nomor 0800-1008-001. Begitu ada laporan akan langsung segera ditindaklanjuti," kata Vice President External Communication & Media Relation PT Pupuk Indonesia M. Aby Radityo di Semarang, Jumat.

Aby menjelaskan bahwa Pupuk Indonesia mendapatkan tugas mendistribusikan pupuk bersubsidi di tahun 2018 sebanyak 9,55 juta ton (se-Indonesia) dan khusus Jawa Tengah 1.831.990 ton. 

Ada lima jenis pupuk bersubsidi dengan harga eceran tertinggi (HET) yakni Urea (Rp1.800/kg), NPK (Rp2.300/kg), SP-36 (Rp2.000/kg), ZA (Rp1.400/kg), dan pupuk Organik (Rp500/kg).

"HET berlaku se-Indonesia. Harga tersebut berlaku untuk pembelian di kios dan hitungannya per sak/karung belinya. Untuk Urea, NPK, SP-36, dan ZA kemasan per saknya 50 kg, sementara pupuk organik 40 kg," kata Aby.

Jumlah distributor pupuk se-Jateng ada 298 dan 5.850 kios resmi (biasanya letaknya berdekatan dengan pasar dan ada plang bertuliskan kios resmi binaan distributor A).

Jika dilihat alokasi tahun 2018 masing-masing jenis pupuk, Aby menyebutkan untuk Urea 4,1 juta ton/tahun (se-Indonesia) dan Jateng mendapatkan alokasi 763.140 ton/tahun.

Alokasi SP-36 sebanyak 850.323 ton/tahun (se-Indonesia) dan 162.970 ton/tahun (se-Jateng); ZA alokasinya 1.050.000 ton/tahun (se-Indonesia) dan 220.630 ton/tahun (se-Jateng.

Kemudian alokasi NPK sebanyak 2.550.000 ton/tahun (se-Indonesia) dan 421.920 ton/tahun (se-Jateng); pupuk organik sebanyak 1 juta ton/tahun (se-Indonesia) dan 263.330 ton/tahun.

Jika dilihat secara kuartal pertama, Januari-April 2018 alokasi dari keseluruhan jenis pupuk di Jateng sebanyak 687.607 ton dan realisasinya 585.041 ton (85 persen). 

Aby menyebutkan secara detail untuk alokasi di Jateng dari masing-masing jenis pupuk dilihat pada kuartal pertama, Urea 271.982 ton dan penyaluran/realisasi 257.059 ton (95 persen); SP-36 alokasi 71.272 ton dan realisasi 60.978 ton (86 persen).

Kemudian ZA alokasi pada kuartal pertama 84.421 ton dan realisasi 72.196 ton (86 persen); NPK alokasi 164.580 ton dan realisasi 135.538 ton (82 persen); serta pupuk Organik alokasi 95.352 dan realisasi 59.270 ton (62 persen). 

"Terkait dengan penyalahgunaan di lapangan, kami menerapkan sistem monitoring. Untuk permasalahan kartu tani bisa berhubungan dengan dinas dan BRI, bank yang menangani di Jateng. Sementara terkait stok bisa langsung ke Pupuk Indonesia," demikian Aby Radityo.

Pewarta : Nur Istibsaroh
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024