Jakarta (Antaranews Jateng) - Fatma Aydemir, penulis Jerman berdarah Turki, dijadwalkan hadir di Makassar International Writers Festival (MIWF) 2018 dengan novel perdananya “Ellbogen”.
Dalam novelnya, penulis menceritakan kisah Hazal Akgündüz, gadis berusia 17 tahun yang masih tinggal bersama keluarganya di Berlin Wedding, salah satu lingkungan yang terkenal kasar.
Kehidupan keseharian sang protagonis dipenuhi dengan kebosanan, ekspektasi yang dangkal dari orang tuanya, dan nuansa rasisme di sekitarnya.
Dalam perjalanannya mencari jati diri, Hazal membuat kesalahan fatal dari sekedar mencuri lipstik sampai menggunakan kekuatan tumpul, yang pada akhirnya membuatnya melarikan diri ke Istanbul.
Novel Aydemir diterbitkan pada akhir Januari 2017 dan mendapatkan pujian kritis sebagai karya yang telah melihat urgensi baru tentang perkembangan kondisi politik akhir-akhir ini di Turki. Penulis telah menciptakan tokoh protagonis untuk seluruh generasi Jerman, menemukan diri mereka yang terpecah antara dua dunia.
Novel itu meraih Hadiah KlausMichael Kühnke pada Festival Sastra Harbour Front dan telah dipentaskan sebagai sandiwara di berbagai kota di Jerman. “Ellbogen“ telah diterjemahkan ke dalam bahasa Belanda dan bahasa Turki.
Goethe Institut dalam keterangan pers mengatakan selama MIWF berlangsung Fatma Aydemir akan didampingi oleh penulis Feby Indirani, seorang penulis Indonesia yang tengah naik daun berkat karyanya “Bukan Perawan Maria“.
Kedua wanita ini akan berpartisipasi dalam program festival bersama, seperti peluncuran buku "Not Virgin Mary", diskusi panel tentang "Sejarah dan Tradisi dalam Sastra", ceramah umum tentang "Hidup sebagai Minoritas di Jerman" dan diskusi panel "Relaksi Beragama" (Bersantai).
Makassar International Writers Festival (MIWF) yang berlangsung pada 2--5 Mei 2018 mengangkat tema “Voice/Noise” (Suara/Kebisingan) (Editor : Priyombodo RH).
Dalam novelnya, penulis menceritakan kisah Hazal Akgündüz, gadis berusia 17 tahun yang masih tinggal bersama keluarganya di Berlin Wedding, salah satu lingkungan yang terkenal kasar.
Kehidupan keseharian sang protagonis dipenuhi dengan kebosanan, ekspektasi yang dangkal dari orang tuanya, dan nuansa rasisme di sekitarnya.
Dalam perjalanannya mencari jati diri, Hazal membuat kesalahan fatal dari sekedar mencuri lipstik sampai menggunakan kekuatan tumpul, yang pada akhirnya membuatnya melarikan diri ke Istanbul.
Novel Aydemir diterbitkan pada akhir Januari 2017 dan mendapatkan pujian kritis sebagai karya yang telah melihat urgensi baru tentang perkembangan kondisi politik akhir-akhir ini di Turki. Penulis telah menciptakan tokoh protagonis untuk seluruh generasi Jerman, menemukan diri mereka yang terpecah antara dua dunia.
Novel itu meraih Hadiah KlausMichael Kühnke pada Festival Sastra Harbour Front dan telah dipentaskan sebagai sandiwara di berbagai kota di Jerman. “Ellbogen“ telah diterjemahkan ke dalam bahasa Belanda dan bahasa Turki.
Goethe Institut dalam keterangan pers mengatakan selama MIWF berlangsung Fatma Aydemir akan didampingi oleh penulis Feby Indirani, seorang penulis Indonesia yang tengah naik daun berkat karyanya “Bukan Perawan Maria“.
Kedua wanita ini akan berpartisipasi dalam program festival bersama, seperti peluncuran buku "Not Virgin Mary", diskusi panel tentang "Sejarah dan Tradisi dalam Sastra", ceramah umum tentang "Hidup sebagai Minoritas di Jerman" dan diskusi panel "Relaksi Beragama" (Bersantai).
Makassar International Writers Festival (MIWF) yang berlangsung pada 2--5 Mei 2018 mengangkat tema “Voice/Noise” (Suara/Kebisingan) (Editor : Priyombodo RH).