Kudus (Antaranews Jateng) - Sejumlah peserta ujian nasional berbasis komputer (UNBK) tingkat SMP dan MTs di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Senin, sempat panik ketika terjadi gangguan peladen (server) yang mengakibatkan pelaksanaan ujian hari pertama molor.
Ifa Fitriyani, salah satu peserta UNBK dari SMP Negeri 1 Kudus, Senin, mengaku sempat panik saat terjadi gangguan pada peladen di tingkat pusat.
"Saya hanya khawatirn hasil ujian tidak bagus," ujarnya.
Meskipun sudah beberapa kali mengikuti ujian latihan, dia mengaku, masih tidak bisa menyembunyikan kepanikannya.
Kepala SMP Negeri 1 Kudus Aksan Noor mengungkapkan seharusnya pelaksanaan ujian nasional berbasis komputer (UNBK) pada Senin dengan mata pelajaran Bahasa Indonesia dimulai pukul 08.00 WIB, namun karena ada masalah pada server pusat akhirnya baru bisa dimulai pukul 09.00 WIB.
Dalam rangka antisipasi pemadaman listrik, katanya, sudah disediakan generator set (genset).
Sementara itu, Kabid Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga Kudus Suharto mengungkapkan jumlah SMP di Kudus sebanyak 49 sekolah.
Sementara jumlah sekolah yang melaksanakan UNBK secara mandiri, kata dia, sebanyak 14 sekolah, sedangkan 35 sekolah mengikuti UNBK dengan menggunakan fasilitas sekolah lain yang memiliki laboratorium komputer.
Untuk sekolah MTs, kata dia, terdapat 65 sekolah, sebanyak 47 sekolah di antaranya melaksanakan UNBK secara mandiri dan yang menumpang sebanyak 18 sekolah.
Kepala SMP 2 Undaan Ahadi Setiawan mengatakan seperti halnya tahun lalu sekolahnya belum melaksanakan UNBK secara mandiri. "Pelaksanaannya masih menumpang di UNBK di SMA 2 Kudus," ujarnya.
Dalam rangka memfasilitasi siswa mengikuti UNBK di SMA 2 Kudus, katanya, sekolah juga menyiapkan kendaran umum untuk mengangkut mereka.
Ia menargetkan pada 2019 bisa memenuhi sarana dan prasarana untuk melaksanakan UNBK seperti komputer maupun genset agar bisa melaksanakan UNBK secara mandiri.
Kepala SMPN 5 Kudus Ali Rochim juga menargetkan pada 2019 sekolahnya bisa melengkapi semua sarana dan prasarana untuk melaksanakan UNBK secara mandiri.
Untuk saat ini, kata dia, siswanya masih mengikuti UNBK dengan meminjam komputer milik SMK Wisudha Karya.
Jumlah siswa yang mengikuti UNBK, kata dia, sebanyak 243 siswa yang menggunakan tiga ruang.
Ifa Fitriyani, salah satu peserta UNBK dari SMP Negeri 1 Kudus, Senin, mengaku sempat panik saat terjadi gangguan pada peladen di tingkat pusat.
"Saya hanya khawatirn hasil ujian tidak bagus," ujarnya.
Meskipun sudah beberapa kali mengikuti ujian latihan, dia mengaku, masih tidak bisa menyembunyikan kepanikannya.
Kepala SMP Negeri 1 Kudus Aksan Noor mengungkapkan seharusnya pelaksanaan ujian nasional berbasis komputer (UNBK) pada Senin dengan mata pelajaran Bahasa Indonesia dimulai pukul 08.00 WIB, namun karena ada masalah pada server pusat akhirnya baru bisa dimulai pukul 09.00 WIB.
Dalam rangka antisipasi pemadaman listrik, katanya, sudah disediakan generator set (genset).
Sementara itu, Kabid Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga Kudus Suharto mengungkapkan jumlah SMP di Kudus sebanyak 49 sekolah.
Sementara jumlah sekolah yang melaksanakan UNBK secara mandiri, kata dia, sebanyak 14 sekolah, sedangkan 35 sekolah mengikuti UNBK dengan menggunakan fasilitas sekolah lain yang memiliki laboratorium komputer.
Untuk sekolah MTs, kata dia, terdapat 65 sekolah, sebanyak 47 sekolah di antaranya melaksanakan UNBK secara mandiri dan yang menumpang sebanyak 18 sekolah.
Kepala SMP 2 Undaan Ahadi Setiawan mengatakan seperti halnya tahun lalu sekolahnya belum melaksanakan UNBK secara mandiri. "Pelaksanaannya masih menumpang di UNBK di SMA 2 Kudus," ujarnya.
Dalam rangka memfasilitasi siswa mengikuti UNBK di SMA 2 Kudus, katanya, sekolah juga menyiapkan kendaran umum untuk mengangkut mereka.
Ia menargetkan pada 2019 bisa memenuhi sarana dan prasarana untuk melaksanakan UNBK seperti komputer maupun genset agar bisa melaksanakan UNBK secara mandiri.
Kepala SMPN 5 Kudus Ali Rochim juga menargetkan pada 2019 sekolahnya bisa melengkapi semua sarana dan prasarana untuk melaksanakan UNBK secara mandiri.
Untuk saat ini, kata dia, siswanya masih mengikuti UNBK dengan meminjam komputer milik SMK Wisudha Karya.
Jumlah siswa yang mengikuti UNBK, kata dia, sebanyak 243 siswa yang menggunakan tiga ruang.