Purwokerto (Antaranews Jateng) - Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) terus memantau pemulangan tenaga kerja wanita bernama Parinah dari London ke Tanah Air, kata Kepala Bagian Humas BNP2TKI Servulus Bobo Riti.

"Pimpinan BNP2TKI terus memantau, memonitor, dan memerintahkan stafnya untuk meluncur, memastikan bahwa Perwakilan RI (di London) menangani dengan baik," katanya saat dihubungi dari Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Rabu.

Ia mengatakan bahwa Kementerian Luar Negeri juga sangat berkontribusi untuk bersama-sama mengawal progres pemulangan TKW asal Kabupaten Banyumas itu.

Menurut dia, pihaknya juga terus memonitor progres pemenuhan hak dalam hubungan industrial antara Parinah sebagai pekerja dan pihak majikan.

Kendati demikian, dia mengaku hingga Rabu (11-4-2018) pagi, internal BNP2TKI belum menerima informasi terkait dengan perkembangan terakhir pemulangan Parinah dari London.

"Saya akan coba konfirmasi kepada mitra-mitra kami, seperti Kemenlu atau Perwakilan RI (di London) untuk memastikan jadwal kepulangan dan progres lebih lanjut," katanya.

Lebih lanjut, Servulus mengatakan bahwa apa yang dialami oleh Parinah merupakan kasus yang tidak umum sehingga mendapat perhatian banyak pihak.

Dalam hal ini, kata dia, ada proses yang terjadi relatif cukup lama, yakni sejak Parinah berada di Timur Tengah dan dibawa oleh majikannya ke London, Inggris, sehingga terjadi kasus yang baru muncul ke permukaan.

Seperti diwartakan, KBRI London bekerja sama dengan Met Police UK dan Met Police Brighton, Sussex, berhasil menyelamatkan TKW asal Banyumas bernama Parinah yang hilang kontak dengan keluarga selama 18 tahun setelah menerima berita resmi mengenai WNI bermasalah itu pada tanggal 1 Maret 2018.?

Saat ini, Parinah berada dalam lindungan KBRI London untuk segera dipulangkan ke Indonesia pada hari Selasa (10-4-2018).?

KBRI London akan terus berkoordinasi dengan kepolisian Brighton untuk menyelesaikan permasalahan Parinah hingga tuntas, termasuk memperoleh hak-haknya melalui peradilan setempat.?

Sementara itu, saat ditemui di rumahnya, Desa Petarangan RT 01 RW 10, Kecamatan Kemranjen, Banyumas, Senin (9-4-2018), putra kedua Parinah, Parsin (33), mengaku senang karena ibundanya akan dipulangkan ke Tanah Air.

Menurut dia, keluarga sudah lama putus kontak dengan Parinah yang berangkat menjadi TKW ke Arab Saudi pada tahun 1999 hingga akhirnya diajak majikannya pindah ke London.

Dalam surat yang dikirim pada tahun 2005, Parinah mengaku ingin pulang ke Tanah Air namun keluarganya bingung cara memulangkannya dan selanjutnya komunikasi mereka kembali terputus.

Hingga akhirnya pada bulan Januari 2018, Parinah kembali mengirimkan surat yang berisi keinginannya untuk pulang dan ditindaklanjuti oleh keluarga dengan menghubungi instansi/dinas terkait.

Pewarta : Sumarwoto
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024