Solo (Antaranews Jateng) - Pemerintah Kota Surakarta, Jawa Tengah, berupaya melakukan konservasi atau pelestarian koleksi Museum Radya Pustaka melalui revitalisasi.

"Terakhir museum ini direvitalisasi pada tiga tahun lalu. Pada saat itu dititikberatkan pada bangunan bagian belakang dan atap," kata Kepala Unit Pelayanan Teknis (UPT) Museum Pemkot Surakarta Bambang MBS di Solo, Sabtu.

Selain menambah bangunan bagian belakang dan atap, dikatakannya, pada revitalisasi terakhir ada penambahan fasilitas berupa CCTV dan AC di sejumlah ruangan.

Meski demikian, katanya, revitalisasi tersebut belum bisa optimal mengingat keterbatasan anggaran. Oleh karena itu, karena adanya masukan dari banyak pihak yang menginginkan bangunan tersebut direvitalisasi, dalam waktu dekat ini pemerintah akan kembali melakukan revitalisasi.

"Kemungkinan bulan depan kami akan melakukan revitalisasinya, namun sifatnya perbaikan kecil karena anggarannya juga terbatas, hanya sekitar Rp60 juta," katanya.

Ia mengatakan pada revitalisasi tersebut akan menitikberatkan pada pengosongan ruangan yang selama ini dijadikan gudang dan penambahan fasilitas berupa AC.

"Ruangan-ruangan yang selama ini dijadikan sebagai gudang akan kami kosongkan dan perbaiki untuk kemudian dijadikan sebagai ruangan display koleksi yang selama ini masih tersimpan," katanya.

Menurut dia, langkah revitalisasi tersebut selain bertujuan untuk memberikan kenyamanan kepada para pengunjung juga sebagai upaya konservasi benda-benda yang ada di salah satu museum tertua di Indonesia ini.

"Salah satunya untuk melindungi dan melestarikan koleksi yang ada. Caranya dengan menjadikan tatanan lebih apik," katanya.

Ia mengatakan hingga saat ini masih ada beberapa koleksi yang belum terdisplay karena keterbatasan ruang pamer, di antaranya keris dan benda-benda kuno lain.

"Sekarang ini bukan lagi zamannya menutup-nutupi peninggalan sejarah tetapi harus dibuka seluas-luasnya kepada masyarakat agar mereka tahu dan mempelajari apa saja peninggalan sejarah yang ada khususnya di Kota Solo," katanya.

Sementara itu, katanya, revitalisasi tidak semata-mata dilakukan untuk menambah tingkat kunjungan yang saat ini di kisaran 2.000 pengunjung/bulan tetapi juga demi kenyamanan pengunjung.

"Harapannya ketika museum kondisinya baik maka orang akan kecanduan untuk datang. Bagaimanapun juga perlu perenungan untuk membaca naskah kuno yang menjadi salah satu koleksi kami," katanya.

Ia mengatakan dari sekitar 12.000 koleksi yang ada di Museum Radya Pustaka tersebut, 7.000 di antaranya merupakan naskah kuno. Sedangkan yang lain di antaranya keris, tombak, arca, wayang, gamelan, dan beberapa cinderamata dari pemerintahan Napoleon saat berkunjung ke Indonesia.

"Apalagi selama ini orang yang melakukan penelitian di Radya Pustaka ini bukan hanya akademisi dari dalam negeri tetapi juga luar negeri. Dengan upaya revitalisasi yang kami lakukan diharapkan makin banyak akademisi yang tertarik untuk berkunjung dan melakukan penelitian di tempat ini," katanya.

Salah satu pengunjung, Nabila mengatakan sangat menyambut baik upaya revitalisasi tersebut.

"Kalau ternyata masih banyak koleksi yang belum terdisplay, maka revitalisasi memang harus dilakukan," katanya.

Pada kunjungannya tersebut, siswa kelas X ini mengatakan karena harus mengerjakan tugas sekolah untuk mata pelajaran simulasi digital pembuatan video.

"Kebetulan saya ditugasi membuat video dokumentasi, jadi saya pilih Museum Radya Pustaka ini. Saya juga harus menjelaskan benda apa saja yang ada di museum dan latar belakang museum ini," katanya.
 

Pewarta : Aries Wasita Widi Astuti
Editor : Mugiyanto
Copyright © ANTARA 2024