Semarang (Antaranews Jateng) - Sebanyak 25 gerai kuliner siap memeriahkan pergelaran Pasar Semarangan di Hutan Wisata Tinjomoyo Semarang yang peluncuran awalnya dimulai pada 17 Maret 2018.

"Sementara baru 25 `outlet` kuliner yang meramaikan, nanti ada `outlet`kerajinan," kata Wakil Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu di Semarang, Jumat.

Menurut dia, Hutan Wisata Tinjomoyo merupakan aset Pemerintah Kota Semarang yang sebelumnya difungsikan sebagai kebun binatang, kemudian kebun binatangnya dipindah ke kawasan Mangkang.

Dengan gelaran Pasar Semarangan itu, Ita, sapaan akrab Hevearita, mengharapkan semakin mengoptimalkan aset yang dimiliki Pemkot Semarang, termasuk rencana pengembangan "digital market".

"Pasar Semarangan ini kan disiapkan sebagai `digital market` yang bisa menjadi percontohan di Indonesia. Apalagi, Kota Semarang kan sudah mendapatkan predikat sebagai `smart city`," katanya.

Pasar Semarangan di kawasan Hutan Wisata Tinjomoyo, kata dia, direncanakan buka setiap Sabtu, mulai pukul 15.00 WIB-21.00 WIB yang nantinya ditambah gerainya jika sambutan masyarakat semakin meningkat.

Ita optimistis Hutan Wisata Tinjomoyo Semarang akan menjadi destinasi wisata baru unggulan Kota Atlas, melengkapi destinasi-destinasi wisata yang sudah ada dan banyak dikunjungi wisatawan.

Sementara itu, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengakui dulunya Tinjomoyo sempat ramai karena ada kebun binatang, tetapi setelah kebun binatangnya dipindah ke Mangkang menjadi sepi.

"Supaya ramai kembali, kami kembangkan Pasar Semarangan di sini. Apalagi, di sini kan menarik, sejuh udaranya, banyak tumbuhan besar. Satu lagi, lokasinya juga dengan dengan pusat kota," katanya.

Untuk gelaran Pasar Semarangan, kata politikus PDI Perjuangan itu, akan diramaikan 25 gerai kuliner yang menyediakan berbagai menu khas Semarang yang mewakili empat etnis, yakni Jawa, Tionghoa, Arab, dan Belanda.

"Aset Wana Wisata Tinjomoyo memiliki luas 57 hektare. Yang digunakan untuk Pasar Semarangan ada 5.000 meter persegi. Nanti, kulinernya mewakili masakan khas Jawa, Tionghoa, Arab, dan Belanda," katanya.

Selain itu, Hendi, sapaan akrab Hendrar Prihadi mengatakan sistem pembayaran di Pasar Semarangan menerapkan nontunai atau "e-money" yang difasilitasi BNI dengan produk nontunainya, yakni T-Cash dan Aplikasi YAP!.

"Jadi, tidak perlu repot membawa banyak uang tunai. Cukup memakai T-Cash. Kalau menunjukkan struk tiket BRT Trans Semarang malah dapat berbagai promo menarik," kata orang nomor satu di Kota Semarang itu.

Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor : D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2024