Solo (Antaranews Jateng) - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Republik Indonesia menyatakan sektor industri saat ini membutuhkan banyak tenaga kerja seiring dengan adanya pertumbuhan produksi.
"Saat ini Indonesia sedang mengalami kelangkaan sumber daya manusia (SDM), khususnya di sektor tekstil," kata Direktur Jenderal Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka Kemenperin RI Achmad Sigit Dwiwahjono di sela kunjungannya ke Akademi Komunitas Industri Tekstil dan Produk Tekstil (AK-Tekstil) Surakarta di Solo, Senin.
Ia mengatakan dalam hal ini Kemenperin mendorong percepatan penyiapan SDM khususnya untuk memenuhi kebutuhan investasi-investasi baru di industri tekstil.
"Upaya ini sangat diperlukan karena industri kita tahun ini tumbuh 3,45 persen," katanya.
Menurut dia, pertumbuhan industri tersebut harus terus ditingkatkan karena akan berdampak positif terhadap tingginya kebutuhan tenaga kerja. Ia memperkirakan pada tahun depan jumlah kebutuhan SDM untuk industri di dalam negeri mencapai 1 juta orang.
Oleh karena itu, pihaknya merasa perlu untuk mempersiapkan SDM di bidang industri tekstil yang mumpuni, salah satunya dengan mengadakan pelatihan. Ia mengatakan salah satu yang dilakukan oleh Kemenperin adalah terus mendirikan Akademi Komunitas Industri Tekstil dan Produk Tekstil di berbagai daerah di Indonesia.
"Kami mendirikan Akademi Komunitas Industri Tekstil dan Produk Tekstil di berbagai daerah, di antaranya di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Tujuannya adalah agar SDM ini siap pakai untuk sektor industri khususnya tekstil," katanya.
Sementara itu, Kepala Pusdiklat Industri Mujiyono mengatakan AK Tekstil dan Produk Tekstil Surakarta merupakan akademi diploma II dengan tiga program studi, yaitu Teknik Pembuatan Benang, Teknik Pembuatan Kain Tenun, dan Teknik Pembuatan Garmen.
Untuk jumlah mahasiswa, dikatakannya, di AK Tekstil dan Produk Tekstil Surakarta saat ini sebanyak 502 orang.
"Untuk penyelenggaraan pendidikannya kami mengadopsi konsep dari Jerman, yaitu menggunakan sistem pembelajaran moduler. Pada sistem ini setiap semester terdiri dari 2,5 bulan teori dan 2,5 bulan praktik kerja di perusahaan industri," katanya.
"Saat ini Indonesia sedang mengalami kelangkaan sumber daya manusia (SDM), khususnya di sektor tekstil," kata Direktur Jenderal Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka Kemenperin RI Achmad Sigit Dwiwahjono di sela kunjungannya ke Akademi Komunitas Industri Tekstil dan Produk Tekstil (AK-Tekstil) Surakarta di Solo, Senin.
Ia mengatakan dalam hal ini Kemenperin mendorong percepatan penyiapan SDM khususnya untuk memenuhi kebutuhan investasi-investasi baru di industri tekstil.
"Upaya ini sangat diperlukan karena industri kita tahun ini tumbuh 3,45 persen," katanya.
Menurut dia, pertumbuhan industri tersebut harus terus ditingkatkan karena akan berdampak positif terhadap tingginya kebutuhan tenaga kerja. Ia memperkirakan pada tahun depan jumlah kebutuhan SDM untuk industri di dalam negeri mencapai 1 juta orang.
Oleh karena itu, pihaknya merasa perlu untuk mempersiapkan SDM di bidang industri tekstil yang mumpuni, salah satunya dengan mengadakan pelatihan. Ia mengatakan salah satu yang dilakukan oleh Kemenperin adalah terus mendirikan Akademi Komunitas Industri Tekstil dan Produk Tekstil di berbagai daerah di Indonesia.
"Kami mendirikan Akademi Komunitas Industri Tekstil dan Produk Tekstil di berbagai daerah, di antaranya di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Tujuannya adalah agar SDM ini siap pakai untuk sektor industri khususnya tekstil," katanya.
Sementara itu, Kepala Pusdiklat Industri Mujiyono mengatakan AK Tekstil dan Produk Tekstil Surakarta merupakan akademi diploma II dengan tiga program studi, yaitu Teknik Pembuatan Benang, Teknik Pembuatan Kain Tenun, dan Teknik Pembuatan Garmen.
Untuk jumlah mahasiswa, dikatakannya, di AK Tekstil dan Produk Tekstil Surakarta saat ini sebanyak 502 orang.
"Untuk penyelenggaraan pendidikannya kami mengadopsi konsep dari Jerman, yaitu menggunakan sistem pembelajaran moduler. Pada sistem ini setiap semester terdiri dari 2,5 bulan teori dan 2,5 bulan praktik kerja di perusahaan industri," katanya.