Solo (Antaranews Jateng) - Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta mencoba membangkitkan kejayaan industri furnitur di wilayah Soloraya yang akhir-akhir ini mengalami keterpurukan.

"Padahal dulu furnitur menjadi salah satu ikon Soloraya, tetapi semenjak krisis ekonomi global beberapa tahun lalu ekspor furnitur cenderung menjadi lesu," kata Kepala Pusat Pengembangan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UNS Ahmad Ihwan pada acara Pelatihan dan Konsultasi Bisnis Untuk Pelaku Usaha Furnitur di Solo, Sabtu.

Menurut dia, krisis ekonomi tersebut akhirnya membuat pelaku usaha furnitur lebih memilih menggarap pasar dalam negeri yang saat ini juga mengalami pelemahan.

Oleh karena itu, pada kegiatan tersebut pihaknya ingin mengurai satu per satu permasalahan yang dihadapi oleh pelaku usaha untuk selanjutnya UNS bisa memberikan rekomendasi.

Ia mengatakan menurut keterangan yang diperoleh dari para pelaku usaha, beberapa permasalahan yang dihadapi yaitu terbatasnya diferensiasi produk dan akses ke perbankan.

"Melihat permasalahan tersebut, rekomendasi kami salah satunya mengajak para pelaku usaha furnitur untuk memperkaya informasi agar tidak hanya memproduksi model furnitur yang itu-itu saja. Kalau dulu kan pembeli satu dengan yang lain tidak masalah punya produk dengan model yang sama, tetapi sekarang biasanya mereka ingin yang beda dari yang lain," katanya.

Selain itu, ke depan pihaknya juga akan membukakan akses pelaku usaha furnitur baik itu ke instansi terkait agar memperoleh pelatihan produksi yang disesuaikan dengan keinginan pasar dan akses ke lembaga pembiayaan.

"Ini sesuai dengan fungsi Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya dari sisi pengabdian kepada masyarakat," katanya.

Sementara itu, pada kegiatan tersebut hadir sebagai pembicara yaitu Pimpinan JNE Surakarta Bambang Widiatmoko. Pada kesempatan tersebut, Bambang mengatakan saat ini pengiriman furnitur dari Solo ke daerah lain masih sangat kecil.

"Bisa saja mereka merasa rugi ongkos kirim kalau dikirim melalui jasa pengiriman. Mereka lebih memilih kirim sendiri karena selain berat kan juga butuh ruang cukup besar," katanya.

Meski demikian, dikatakannya, kondisi tersebut dapat disiasati oleh pelaku usaha dengan mengembangkan model furnitur.

"Misalnya dibuat model `knockdown` atau bongkar pasang. Selama ini kami belum pernah melayani pengiriman seperti itu. Ini kan sebetulnya lebih efektif pada saat pengiriman," katanya.

Selain lebih efektif, dikatakannya, model furnitur tersebut juga memperluas pasar karena tidak lagi terbatas di Soloraya tetapi juga bisa sampai luar pulau.



 

Pewarta : Aries Wasita Widi Astuti
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024