Kudus (Antaranews Jateng) - Calon Wakil Gubernur Jawa Tengah Ida Fauziyah menyatakan bersama Sudirman Said dirinya bakal menyusun APBD yang pro-pesantren, pro-masyarakat kecil, dan pro-perempuan ketika nantinya dipercaya masyarakat untuk memimpin Jateng.

"Sesungguhnya Jateng merupakan provinsi santri karena terdapat puluhan juta santri serta ribuan pondok pesantren. Akan tetapi, tidak muncul santrinya karena tidak adanya keperpihakan terhadap kepentingan santri," ujarnya saat menyampaikan sambutan pada rapat pengurus ranting PKB se-Kabupaten Kudus di Kudus, Kamis.

Bahkan, lanjut dia, pondok pesantren dan tempat pendidikan Alquran dibiarkan berjalan sendiri, meskipun mereka sedang melaksanakan tugas negara mencerdaskan bangsa.

Selain berkomitmen menyusun APBD yang pro-santri, Ida juga siap memprioritaskan penyusunan APBD yang pro-masyarakat kecil dan kaum perempuan.

Dalam waktu lima tahun mendatang, dia menjanjikan, melahirkan perempuan wirausaha hingga satu juta orang.

"Tidak sedikit kaum perempuan menjadi tulang punggung keluarga. Hal itu, bisa dilihat di pasar-pasar tradisional banyak kaum perempuan yang mencari nafkah keluarganya," ujarnya.

Untuk itu, lanjut ida, tidak berlebihan dalam waktu lima tahun bisa melahirkan perempuan wirausaha dan wirausaha muda.

Ia juga berjanji untuk menurunkan angka kemiskinan di Jateng menjadi 6 persen dari angka kemiskinan saat ini mencapai 12 persen lebih.

"Jika nantinya terpilih pada Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jateng, kami optimistis dalam waktu lima tahun bisa memenuhi target penurunan angka kemiskinan tersebut," ujarnya

Untuk merealisasikannya, Ida bersama Sudirman akan menciptakan lapangan kerja sebanyak 5 juta lowongan sepanjang masa kepemimpinannya nanti jika terpilih.

Ia mengaku banyak yang menganggap hal itu sulit dicapai, namun sebagai seorang pemimpin harus mampu membangun optimisme di Jateng.

Sementara itu, Ketua DPW PKB Jateng Muhammad Yusuf Chudlori menegaskan bahwa PKB Jateng memang mendapatkan tugas memenangkan Pilkada Jateng 2018 dan tujuh kabupaten/kota karena menjadi barometer Pilpres 2019.

"Kami masih terus bekerja agar nantinya bisa memenangkan Pilkada Jateng. Bahkan, saat ini elektabilitas Sudirman Said-Ida Fauziyah juga semakin meningkat meskipun masih kalah dengan petahana," ujarnya.

Hal itu, lanjut dia, tentunya wajar karena timnya saat ini masih terus bekerja memperkenalkan kepada masyarakat.

Rasa optimismenya, lanjut dia, juga diimbangi keinginan masyarakat jateng yang memimpikan pemimpin yang baru.

Dukungan terhadap pasangan calon yang diusung PKB bersama Partai Gerindra, PAN dan PKS juga mulai berdatangan dari kelompok masyarakat, petani, buruh dan nelayan.

Terkait dengan perjuangan terhadap pondok pesantren dan madrasah diniyah, kata dia, memang menjadi prioritas karena masyarakat Jateng ingin menjamin gubernur yang menjamin kelangsungan madrasah diniyah dan pesantren.

"Petahana sudah jelas dengan program lima hari sekolah (full day school), karena sebelumnya kaum nahdliyin juga melakukan unjuk rasa," ujarnya.

Terkait perebutan suara dari kaum NU dalam Pilkada Jateng 2018, dia menganggap, hal yang wajar karena itu merupakan pesta demokrasi.

Akan tetapi, dia optimistis, akan mendapatkan dukungan dari para kiai dan pondok pesantren karena PKB sudah jelas memiliki pasar dan ceruk khusus yang belasan tahun terus dirawat sehingga suara NU merupakan suara PKB.

Calon Bupati Kudus Muhammat Tamzil yang juga hadir mengaku siap memenangkan Pilkada Kudus agar cita-citanya meningkatkan target perolehan kursi di DPRD Kudus menjadi 10 kursi dari enam kursi saat ini bisa tercapai.

"Kami juga tengah menyusun tim pemenangan hingga tingkat Rukun Tetangga (RT)," ujarnya.

Ia memastikan dalam waktu tiga bulan bisa tuntas, sedangkan dirinya bersama pasangannya Hartopo juga rutin turun menyapa masyarakat.

Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor : Zuhdiar Laeis
Copyright © ANTARA 2024