Pati (Antaranews Jateng) - Pemerintah Desa Suwatu, Kecamatan Tlogowungu, Kabupaten Pati menyediakan jaringan internet murah untuk membantu mempromosikan berbagai produk kerajinan daerah setempat karena daerahnya yang berada di kawasan terpencil.
Menurut anggota staf Kepala Urusan Keuangan Pemerintah Desa Suwatu Agus Priyanto di Pati, Selasa, fasilitas internet di Desa Suwatu bisa menjangkau 11 Rukun Tetangga (RT) yang tersebar di lima Rukun Warga (RW).
Dengan tersedianya fasilitas internet murah, dia berharap, warga Desa Suwatu yang berjumlah 1.899 jiwa bisa menikmati manfaat dari teknologi informasi tersebut.
"Bagi masyarakat yang memiliki aneka kerajinan tangan maupun produk makanan atau minuman, tentunya bisa dipromosikan melalui dunia maya," ujarnya.
Selain itu, kata dia, hasil pertanian masyarakat setempat, mulai dari ketela, jagung, murbey, dan buah-buahan juga bisa dipromosikan melalui internet memanfaatkan media sosial yang tidak membutuhkan biaya mahal.
Bahkan, lanjut dia, sebuah perusahaan di Semarang menawarkan juga menawarkan kerja sama untuk membuat minuman (coktail) dengan baku buah rambutan asal Desa Suwatu.
Tawaran tersebut tentunya bisa meningkatkan pemasukan warga karena ketika dijual dengan sebelum diproses hanya laku Rp2.000 per ikat, sedangkan ketika diproses menjadi minuman nilai jualnya jauh meningkat.
Fasilitas internet murah tersebut dirintis sejak Desember 2017, dengan menggunakan dana bantuan Ketahanan Masyarakat dari Pemprov Jateng sebesar Rp30 juta.
Menara internet setinggi 24 meter dipasang di halaman balai Desa Suwatu yang dipancarkan ke enam titik untuk dipancarkan kembali ke sejumlah warga yang berlangganan.
"Setiap pelanggan hanya membayar biaya langganan sebesar Rp30.000 per bulan," ujarnya.
Khusus di bidang pemerintahan, internet Desa Suwatu dipergunakan untuk mengakses aneka informasi secara daring, misal sistim informasi desa (SID), sistim keuangan (Suskeudes) atau masalah perencanaan pembangunan (Simral).
"Meskipun Desa Suwatu berada di pelosok, kami bisa menyampaikan laporan keuangan ke Pemerintah Pusat," ujarnya.
Hanya saja, kata dia, pelaporan ke Pemprov Jateng atau ke Pemkab Pati masih dilakukan secara manual.
Menurut anggota staf Kepala Urusan Keuangan Pemerintah Desa Suwatu Agus Priyanto di Pati, Selasa, fasilitas internet di Desa Suwatu bisa menjangkau 11 Rukun Tetangga (RT) yang tersebar di lima Rukun Warga (RW).
Dengan tersedianya fasilitas internet murah, dia berharap, warga Desa Suwatu yang berjumlah 1.899 jiwa bisa menikmati manfaat dari teknologi informasi tersebut.
"Bagi masyarakat yang memiliki aneka kerajinan tangan maupun produk makanan atau minuman, tentunya bisa dipromosikan melalui dunia maya," ujarnya.
Selain itu, kata dia, hasil pertanian masyarakat setempat, mulai dari ketela, jagung, murbey, dan buah-buahan juga bisa dipromosikan melalui internet memanfaatkan media sosial yang tidak membutuhkan biaya mahal.
Bahkan, lanjut dia, sebuah perusahaan di Semarang menawarkan juga menawarkan kerja sama untuk membuat minuman (coktail) dengan baku buah rambutan asal Desa Suwatu.
Tawaran tersebut tentunya bisa meningkatkan pemasukan warga karena ketika dijual dengan sebelum diproses hanya laku Rp2.000 per ikat, sedangkan ketika diproses menjadi minuman nilai jualnya jauh meningkat.
Fasilitas internet murah tersebut dirintis sejak Desember 2017, dengan menggunakan dana bantuan Ketahanan Masyarakat dari Pemprov Jateng sebesar Rp30 juta.
Menara internet setinggi 24 meter dipasang di halaman balai Desa Suwatu yang dipancarkan ke enam titik untuk dipancarkan kembali ke sejumlah warga yang berlangganan.
"Setiap pelanggan hanya membayar biaya langganan sebesar Rp30.000 per bulan," ujarnya.
Khusus di bidang pemerintahan, internet Desa Suwatu dipergunakan untuk mengakses aneka informasi secara daring, misal sistim informasi desa (SID), sistim keuangan (Suskeudes) atau masalah perencanaan pembangunan (Simral).
"Meskipun Desa Suwatu berada di pelosok, kami bisa menyampaikan laporan keuangan ke Pemerintah Pusat," ujarnya.
Hanya saja, kata dia, pelaporan ke Pemprov Jateng atau ke Pemkab Pati masih dilakukan secara manual.