Kebumen (Antaranews Jateng) - Pemerintah menargetkan bantuan pangan nontunai pada 2018 mencapai 10 juta keluarga dari jumlah keluarga miskin penerima manfaat sebanyak 15,5 juta keluarga, kata Dirjen Penanganan Fakir Miskin Kementerian Sosial Andi Za Dulung.

Andi di Kebumen, Kamis, menyebutkan sebanyak 10 juta keluarga penerima BPNT tersebut tersebar di 216 kabupaten/kota di seluruh Indonesia.

Ia menyampaikan hal tersebut usai sosialisasi bantuan sosial (bansos) beras sejahtera (rastra) dan BPNT di Kebumen, Jawa Tengah.

Ia mengatakan penyaluran BPNT dimulai bulan April 2018 dan ditarget bulan Oktober 2018 selesai.

Program BPNT sudah dimulai sejak tahun 2017 dengan jumlah penerima manfaat sebanyak 1,2 juta keluarga tersebar di 44 kabupaten/kota, antara lain Semarang, Tegal, kota-kota di Jawa, Sulawesi, dan Sumatera.

"Data penerima BPNT terus diperbaiki dan tidak menutup kemungkinan jika ada warga miskin yang belum terdata, silahkan diusulkan. Nanti pemerintah akan berikan tambahannya," katanya.

Ia menuturkan program BPNT tidak bisa langsung dilakukan serentak karena butuh persiapan-persiapan, infrastruktur, dan dibuatkan kartunya. Mereka yang belum mendapatkan BPNT, akan menerima bantuan sosial rastra.

Ia menjelaskan penerima BPNT akan diberi kartu e-warong dengan nilai bantuan Rp110 ribu per bulan. Bantuan tersebut dapat ditukar komoditas beras dan telur di warung-warung yang telah terkoneksi dengan bank. Dengan demikian penerima manfaat juga akan mendapatkan beras kualitas bagus dan layak konsumsi. Dengan mendapatkan beras dan telur juga diharapkan akan ada perbaikan gizi.

Bantuan sosial rastra tahun ini, katanya berbeda dengan rastra tahun-tahun sebelumnya, yakni penerima manfaat harus menebus Rp1.600 per kilogram dengan jatah beras bantuan setiap keluarga 15 kilogram, sedangkan bansos rastra dibagikan secara gratis setiap bulan sebanyak 10 kilogram per keluarga.

Pewarta : Heru Suyitno
Editor : D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2024