Semarang (Antaranews Jateng) - Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi meminta kalangan siswa sekolah untuk segera melaporkan jika mendapatkan atau mengetahui adanya "bullying" yang terjadi di sekolah.

"Kalian semua sama, sama-sama makan nasi. Jangan takut, kalau ada teman atau guru kalian yang mem-`bully` maka saya pastikan akan mendapatkan ancaman pidana. Segera laporkan," katanya di Semarang, Senin.

Hal tersebut diungkapkan politikus PDI Perjuangan yang akrab disapa Hendi itu saat memimpin upacara di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 11 Semarang, di Kecamatan Gajahmungkur, Semarang.

Menurut dia, berdasarkan data yang ada setidaknya 84 persen anak sekolah dasar (SD) hingga sekolah menengah atas (SMA) di Indonesia yang pernah mengalami "bullying" sehingga cukup memprihatinkan.

"Hari ini kompetensinya adalah melalui prestasi akademis dan non-akademis. Bukan zamannya lagi ingin kelihatan lebih hebat dari yang lainnya dengan cara melakukan `bullying`," katanya.

Ia mengatakan upaya memerangi perundungan tidak bisa hanya mengandalkan gerak dari pemerintah, melainkan peran serta seluruh pihak, termasuk anak-anak yang berani melaporkan jika mengetahuinya.

"Artinya, anak-anak juga harus aktif dan berani dalam melaporkan segala hal yang dirasa merupakan `bullying`, baik itu dialami sendiri ataupun dialami oleh temannya," katanya.

Sebagai wadah pelaporan dan konseling terkait "bullying", kata dia, Pemerintah Kota Semarang telah menyediakan Rumah Duta Revolusi Mental (RDRM) dan Program Geber Septi (Gerakan Bersama Sekolah Semarang Peduli dan Tanggap "Bullying").

Melalui fasilitas RDRM yang terletak di Jalan Simongan, Semarang, kata dia, terdapat dua konselor psikolog dan satu konselor hukum yang akan membantu menangani permasalahan "bullying".

"Untuk program Geber Septi, kami menyediakan kanal konsultasi secara `online` yang dapat diakses melalui situs `gebersepti.semarangkota.go.id`," kata orang nomor satu di Kota Semarang itu.

Selain itu, Hendi juga mengingatkan para siswa untuk berkompetisi dalam koridor yang positif, yakni dalam kerangka akademis maupun non-akademis, seperti olahraga, seni, dan sosial budaya.

"Apalagi, saat ini sudah tidak ada `titip-titipan` melalui pejabat daerah untuk memperoleh pekerjaan. Makanya, saya berpesan mari bekerja keras mempersiapkan persaingan dalam koridor yang positif," katanya. 

Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024