Solo (Antaranews Jateng ) - Dosen Universitas Sebelas Maret (UNS) Soetrisno merekomendasikan penerapan psikokuratif untuk mengatasi stres kehamilan dan persalinan yang masih banyak terjadi di Indonesia.
"Sebagaimana diketahui, stres pada ibu hamil akan menimbulkan komplikasi persalinan dan pascapersalinan. Selanjutnya berpotensi menimbulkan kegawatdaruratan sehingga bisa meningkatkan angka kecacatan, kesakitan, maupun kematian baik ibu hamil maupun bayi," katanya di Solo, Senin.
Ia mengatakan psikokuratif merupakan upaya pengobatan yang diciptakan dengan tujuan meyakinkan bahwa seseorang memiliki kesempatan yang lebih baik untuk menyesuaikan diri pada kondisi dan situasi kejiwaan mereka.
"Caranya dengan membangun hubungan harmonis dan integral untuk meningkatkan stabilitas psikologis dan kemampuan hidup," katanya.
Ia berharap dengan penerapan tersebut angka kematian ibu hamil dan bayi di Indonesia dapat lebih ditekan. Menurut dia, saat ini kematian ibu dan bayi di Indonesia relatif masih tertinggi di ASEAN, yaitu 315/100.000 kelahiran hidup dan kematian bayi 22/1.000 kelahiran hidup.
"Tiga kontributor utama penyebab kematian ini yaitu preeklampsia atau hipertensi, perdarahan, dan infeksi," katanya.
Ia mengklaim intervensi psikokuratif bisa menekan kemungkinan tiga faktor utama penyebab kematian ibu hamil dan bayi tersebut. Oleh karena itu, ia berharap hasil penelitiannya tersebut dapat bermanfaat bagi masyarakat luas.
Sementara itu, oleh Soetrisno hasil penelitian mengenai penerapan intervenai psikokuratif tersebut dituangkan dalam buku berjudul Buku Pintar Psikokuratif Stres Persalinan Primigravida yang berisi tentang dukungan kognitif, Sosial, Spiritual dan fisik yang dapat mengurangi intensitas stres.
Atas karya tersebut, Soetrisno akan dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran UNS pada Kamis (25/1). Dengan pengukuhan tersebut, Soetrisno menjadi Guru Besar Fakultas Kedokteran ke-37 dan Guru Besar UNS ke-190.
"Sebagaimana diketahui, stres pada ibu hamil akan menimbulkan komplikasi persalinan dan pascapersalinan. Selanjutnya berpotensi menimbulkan kegawatdaruratan sehingga bisa meningkatkan angka kecacatan, kesakitan, maupun kematian baik ibu hamil maupun bayi," katanya di Solo, Senin.
Ia mengatakan psikokuratif merupakan upaya pengobatan yang diciptakan dengan tujuan meyakinkan bahwa seseorang memiliki kesempatan yang lebih baik untuk menyesuaikan diri pada kondisi dan situasi kejiwaan mereka.
"Caranya dengan membangun hubungan harmonis dan integral untuk meningkatkan stabilitas psikologis dan kemampuan hidup," katanya.
Ia berharap dengan penerapan tersebut angka kematian ibu hamil dan bayi di Indonesia dapat lebih ditekan. Menurut dia, saat ini kematian ibu dan bayi di Indonesia relatif masih tertinggi di ASEAN, yaitu 315/100.000 kelahiran hidup dan kematian bayi 22/1.000 kelahiran hidup.
"Tiga kontributor utama penyebab kematian ini yaitu preeklampsia atau hipertensi, perdarahan, dan infeksi," katanya.
Ia mengklaim intervensi psikokuratif bisa menekan kemungkinan tiga faktor utama penyebab kematian ibu hamil dan bayi tersebut. Oleh karena itu, ia berharap hasil penelitiannya tersebut dapat bermanfaat bagi masyarakat luas.
Sementara itu, oleh Soetrisno hasil penelitian mengenai penerapan intervenai psikokuratif tersebut dituangkan dalam buku berjudul Buku Pintar Psikokuratif Stres Persalinan Primigravida yang berisi tentang dukungan kognitif, Sosial, Spiritual dan fisik yang dapat mengurangi intensitas stres.
Atas karya tersebut, Soetrisno akan dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran UNS pada Kamis (25/1). Dengan pengukuhan tersebut, Soetrisno menjadi Guru Besar Fakultas Kedokteran ke-37 dan Guru Besar UNS ke-190.