Semarang (Antaranews Jateng) - Universitas Negeri Semarang bersama PT Phapros mengembangkan Kelurahan Kalisegoro, Gunungpati, Semarang, menjadi kampung anggrek melalui pendampingan budi daya tanaman hias tersebut.
"Kami memberikan pelatihan teknik kultur jaringan untuk budi daya anggrek," kata dosen pengabdi dari Jurusan Biologi FMIPA Unnes Prof Enni Suwarsi Rahayu, di sela pelatihan kultur jaringan, di Semarang, Jumat.
Pelatihan teknik kultur jaringan itu diikuti oleh sekitar 20 anggota Kelompok Anggrek Griya Mekarsari di Kelurahan Kalisegoro yang berada di bawah binaan Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (LP2M) Unnes.
Enni menjelaskan budi daya anggrek dipilih karena tanaman hias itu memiliki nilai ekonomis yang tinggi untuk dipasarkan sehingga diharapkan bisa membantu kalangan ibu-ibu di perkampungan itu untuk berwirausaha.
"Sebenarnya tidak hanya anggrek yang kami pakai kultur jaringan. Ada krisan, kantong semar, venus, yakni tanaman pemakan serangga, dan berbagai jenis tanaman langka yang susah dibudidayakan," katanya.
Dari Unnes, kata dia, memberikan pelatihan teknik kultur jaringan, pembibitan, budi daya, hingga pemasaran tanaman hias tersebut, termasuk studi banding yang akan dibantu oleh Phapros untuk memperkaya pengetahuan.
"Kenapa kultur jaringan? Ya, karena tanaman anggrek sulit dibudidayakan secara alami. Padahal, sangat bernilai ekonomis. Kami berharap jika budi daya ini berhasil kawasan ini bisa menjadi kampung anggrek," katanya.
Asistant Manager Corporate Social Responsibility (CSR) dan PKBL Phapros, Dyah Istantri mengatakan upaya pemberdayaan masyarakat itu merupakan bagian program CSR Phapros, khususnya kalangan perempuan dan ibu-ibu.
"Fokusnya, (budi daya, red.) anggrek. Kan ada tiga unsur, yakni pendidikan melalui pelatihan, seperti kultur jaringan, lingkungan dengan pengembangan tanaman, dan ekonomi untuk memberikan penghasilan tambahan," katanya.
Ia mengatakan Phapros memberikan dukungan pengembangan kawasan Kalisegoro menjadi kampung anggrek dengan memfasilitasi bibit bekerja sama dengan Unnes, sarana prasarana budi daya, studi banding, hingga perlombaan.
"Ya, nanti kami juga fasilitasi studi banding sampai ikut lomba-lomba. Produknya kan sangat bermanfaat, tanamannya bisa disewakan di kantor-kantor, diperjual-belikan, dan bisa juga jadi destinasi wisata," katanya.
Sementara itu, Hapsari Puspitaningsih selaku istri Ketua RW 4 Kelurahan Kalisegoro menyambut baik pendampingan yang dilakukan Unnes dan Phapros kepada kalangan ibu-ibu di wilayah itu untuk membudidayakan anggrek.
"Sebenarnya, modalnya ibu-ibu cuma semangat. Mulai bibit sampai sarana prasarananya kan sudah tersedia. Kalau budi daya anggrek ini berhasil kampung ini bisa jadi Kaesang, yakni Kalisegoro Sejuta Anggrek," kata Hapsari. ***3***
(U.KR-ZLS/B/B012/B012) 12-01-2018 21:46:54
"Kami memberikan pelatihan teknik kultur jaringan untuk budi daya anggrek," kata dosen pengabdi dari Jurusan Biologi FMIPA Unnes Prof Enni Suwarsi Rahayu, di sela pelatihan kultur jaringan, di Semarang, Jumat.
Pelatihan teknik kultur jaringan itu diikuti oleh sekitar 20 anggota Kelompok Anggrek Griya Mekarsari di Kelurahan Kalisegoro yang berada di bawah binaan Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (LP2M) Unnes.
Enni menjelaskan budi daya anggrek dipilih karena tanaman hias itu memiliki nilai ekonomis yang tinggi untuk dipasarkan sehingga diharapkan bisa membantu kalangan ibu-ibu di perkampungan itu untuk berwirausaha.
"Sebenarnya tidak hanya anggrek yang kami pakai kultur jaringan. Ada krisan, kantong semar, venus, yakni tanaman pemakan serangga, dan berbagai jenis tanaman langka yang susah dibudidayakan," katanya.
Dari Unnes, kata dia, memberikan pelatihan teknik kultur jaringan, pembibitan, budi daya, hingga pemasaran tanaman hias tersebut, termasuk studi banding yang akan dibantu oleh Phapros untuk memperkaya pengetahuan.
"Kenapa kultur jaringan? Ya, karena tanaman anggrek sulit dibudidayakan secara alami. Padahal, sangat bernilai ekonomis. Kami berharap jika budi daya ini berhasil kawasan ini bisa menjadi kampung anggrek," katanya.
Asistant Manager Corporate Social Responsibility (CSR) dan PKBL Phapros, Dyah Istantri mengatakan upaya pemberdayaan masyarakat itu merupakan bagian program CSR Phapros, khususnya kalangan perempuan dan ibu-ibu.
"Fokusnya, (budi daya, red.) anggrek. Kan ada tiga unsur, yakni pendidikan melalui pelatihan, seperti kultur jaringan, lingkungan dengan pengembangan tanaman, dan ekonomi untuk memberikan penghasilan tambahan," katanya.
Ia mengatakan Phapros memberikan dukungan pengembangan kawasan Kalisegoro menjadi kampung anggrek dengan memfasilitasi bibit bekerja sama dengan Unnes, sarana prasarana budi daya, studi banding, hingga perlombaan.
"Ya, nanti kami juga fasilitasi studi banding sampai ikut lomba-lomba. Produknya kan sangat bermanfaat, tanamannya bisa disewakan di kantor-kantor, diperjual-belikan, dan bisa juga jadi destinasi wisata," katanya.
Sementara itu, Hapsari Puspitaningsih selaku istri Ketua RW 4 Kelurahan Kalisegoro menyambut baik pendampingan yang dilakukan Unnes dan Phapros kepada kalangan ibu-ibu di wilayah itu untuk membudidayakan anggrek.
"Sebenarnya, modalnya ibu-ibu cuma semangat. Mulai bibit sampai sarana prasarananya kan sudah tersedia. Kalau budi daya anggrek ini berhasil kampung ini bisa jadi Kaesang, yakni Kalisegoro Sejuta Anggrek," kata Hapsari. ***3***
(U.KR-ZLS/B/B012/B012) 12-01-2018 21:46:54