Pati (Antaranews Jateng) - Pemerintah Kabupaten Pati, Jawa Tengah, menargetkan bisa merealisasikan pembangunan kolam penambat kapal nelayan di Kecamatan Juwana pada 2019.

"Untuk 2018, kami fokus menyelesaikan pembangunan akses jalannya terlebih dahulu," kata Bupati Pati Haryanto di Pati, Jumat.

Apabila akses jalan sudah tersedia, kata dia, pembangunan tambat kapal tentunya bisa direalisasikan, karena akses jalannya sudah tersedia.

Anggaran yang direncanakan untuk mewujudkan pembangunan akses jalan, katanya, sekitar Rp2 miliar lebih, setelah tahun lalu dianggarkan Rp3 miliar.

Selain pengaspalan jalan, kata dia, kegiatan yang direncanakan, yakni pembuatan talud samping kanan dan kiri.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pati Edy Martanto menambahkan, dalam rangka merealisasikan target pembangunan tambat kapal bisa terealisasi tahun 2019, saat ini tengah dilakukan peninjauan kembali perencanaan yang disusun tahun 2013.

Apalagi, lanjut dia, lahan yang tersedia dari semula hanya 6 hektare, kini bertambah menjadi 10 hektare.

"Pemkab Pati tentunya menginginkan pembangunan tambat kapal nantinya tersedia sejumlah fasilitas pendukung," ujarnya.

Di antaranya, tersedia fasilitas "cold storage", SPBU, sentra pengolahan ikan, dan perbekalan nelayan.

Sebelum dimulai pembangunan kolam tambat kapal serta fasilitas lainnya, kata dia, saat ini juga tengah dilanjutkan proses penimbunan lahannya.

"Kami juga sedang berupaya mengajukan bantuan ke Pemerintah Pusat untuk pembangunan kolam tambat kapalnya, karena anggaran yang dibutuhkan juga cukup besar," ujarnya.

Sementara pembangunan fasilitas pendukung, katanya, juga sedang diupayakan untuk ditawarkan kepada pihak swasta dalam bentuk kerja sama, karena Pemkab Pati tentu tidak memungkinkan membiayai seluruhnya.

Berdasarkan perencanaan tahun 2013, kata dia, kebutuhan anggarannya mencapai Rp50 miliar, sedangkan kebutuhan anggaran nantinya tentu lebih besar karena luas lahannya kini bertambah menjadi 10 hektare.

Ia memprediksi, kebutuhan anggarannya bisa meningkat 100 persen dibandingkan perencanaan tahun 2013.

Sementara kebutuhan anggaran untuk penimbunan lahan untuk kolam tambat kapal, katanya, bisa mencapai puluhan hektare, karena untuk lahan seluas 6 hektare saja membutuhkan anggaran hingga Rp25 miliar lebih.

Keberadaan kolam tambat kapal tersebut, diyakini dapat mengatasi dampak penumpukan kapal nelayan di alur Sungai Juwana, terutama di aliran dekat Pelabuhan Niaga, Pusat Pendaratan Ikan (PPI) Unit I dan II Bajomulyo.

Penumpukan kapal nelayan tersebut biasanya dilakukan untuk mempersiapkan perbekalan sebelum melaut kembali setelah melelang ikan hasil tangkapannya.

Hal itu, juga diyakini menjadi faktor penyebab banjir karena aliran air dari hulu menuju muara sungai tidak lancar. ***1***

(U.KR-AN/B/N002/N002) 12-01-2018 17:01:42

Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024