Temanggung, Antaranews Jateng - Penanaman ribuan pohon dan pelepasan burung serta penebaran benih ikan mewarnai peringatan Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional tingkat Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, Kamis.

Peringatan Hari Cinta Puspa dan Satwa yang dipusatkan di Pasar Papringan, Dusun Ngadiprono, Desa Ngadimulyo, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung tersebut juga dilakukan deklarasi peduli lingkungan oleh para camat di Kabupaten Temanggung.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Temanggung, Agus Prasojo, mengatakan kegiatan ini dilakukan di Pasar Papringan karena akhir-akhir ini Pasar Papringan menjadi viral di media sosial.

Selain itu, katanya, Pasar Papringan merupakan suatu lokasi wisata yang bebas sampah plastik sehingga pihaknya ingin mengenalkan kepada masyarakat karena program Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Temanggung ke depan tahun 2020 ingin bebas sampah plastik.

Ia menuturkan pada kegiatan ini secara simbolis ditanam pohon beringin di sebuah sendang di sekitar Pasar Papringan oleh Bupati Temanggung, Bambang Sukarno dan tiga ribu benih ikan di kawasan sendang.

"Secara keseluruhan kami menanam sekitar 10.000 tanaman berbagai jenis, antara lain tanaman buah-buahan, beringin, dan damar yang tersebar di sejumlah daerah di Kabupaten Temanggung," katanya.

Selain menanam pohon, katanya, juga dilakukan pelepasan burung hantu dan burung puter ke alam bebas.

Ia mengatakan tema pada peringatan Hari Cinta Puspa dan Satwa kali ini "Ayo Selamatkan Puspa dan Satwa sebagai Penyandang Kehidupan, Sampah Bukan Masalah namun Bisa menjadi Berkah".

Pada kegiatan ini juga dilakukan pemberian penghargaan kalpataru kepada perintis, pengabdi, dan pembina lingkungan di Kabupaten Temanggung, penghargaan sekolah Adiwiyata.

Bupati Temanggung Bambang Sukarno mengatakan sangat tepat peringatan Hari Cinta Puspa dan Satwa ini di lakukan di Pasar Papringan yang suasananya sangat asri dengan tanaman bambu.

Ia menuturkan peringatan Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional ini menjadi momentum bagi gerakan penyelamatan satwa dan tumbuhan lokal dari ancaman kepunahan.

Ia mengatakan tidak mudah membangun kesadaran dan membentuk kecintaan masyarakat pada puspa dan satwa agar keanekaragaman hayati tetap lestari, maka momentum ini harus dikampanyekan kepada masyarakat.

Pewarta : Heru Suyitno
Editor :
Copyright © ANTARA 2024