Semarang, ANTARA JATENG - Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Provinsi Jawa Tengah mulai menyalurkan zakat untuk para penyandang disabilitas kategori miskin yang selama ini belum masuk dalam daftar penerima sejumlah bantuan yang disalurkan pemerintah.

"Dalam menyalurkan zakat bagi penyandang disabilitas ini kami berkoordinasi dengan Dinas Sosial Provinsi Jateng terkait dengan data jumlah penyandang difabel," kata Ketua Baznas Provinsi Jateng Kiai Haji Ahmad Darodji di Semarang, Selasa.

Ia menjelaskan bahwa penyandang disabilitas yang menerima zakat utamanya yang penyandang tunanetra yang masuk kategori miskin.

Zakat yang disalurkan kepada para penyandang disabilitas itu sebagian besar merupakan zakat dari para aparatur sipil negara di lingkungan Pemprov Jateng.

"Zakat ASN berasal dari potongan langsung sebesar 2,5 persen dari tambahan penghasilan pegawai (TPP)," katanya di sela penyerahan zakat oleh Gubernur Jateng Ganjar Pranowo kepada para penyandang disabilitas di aula Masjid Agung Jawa Tengah.

Penyaluran zakat tersebut, kata dia, selain berupa zakat konsumtif juga akan diberikan secara produktif, antara lain, melalui pelatihan wirausaha dan modal usaha agar penerima zakat bisa mandiri.

"Nanti akan kami beri pelatihan keterampilan wirausaha sesuai dengan keinginannya, harapannya mereka bisa produktif," katanya.

Selain penyandang disabilitas yang miskin, zakat yang dikumpulkan dan dikelola Baznas Jateng juga akan dialokasikan untuk para guru madrasah diniah dan guru Tempat Pendidikan Alquran (TPQ), baik yang disabilitas maupun tidak mengingat honorarium yang masih sangat minim.

"Mereka masuk kategori sabilillah dan termasuk yang berhak menerima zakat. Jadi, kami inginnya zakat bisa masuk ke semua segmen," ujarnya.

Pemberian zakat bagi para guru mengaji tersebut tidak dilakukan rutin setiap bulan, tetapi akan dilakukan secara bergilir di tiap kabupaten/kota.

Darodji menambahkan bahwa zakat yang dikumpulkan Baznas Jateng berasal dari zakat para ASN Pemprov Jateng yang tiap bulan terkumpul rata-rata Rp2,5 miliar. Hal ini menunjukkan kesadaran ASN dalam membayarkan zakat makin meningkat.

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengungkapkan pada awal ide ini dilaksanakan minat ASN dalam membayar zakat cukup rendah. Namun, kemudian meningkat cukup banyak.

"Hal tersebut dibuktikan dengan hasil zakat yang di awal hanya sekitar Rp700 juta tiap bulan, kini sudah mencapai Rp2 miliar per bulan. Kalau sistem gotong royong ini bisa kami dorong dan kami laksanakan, hasilnya akan luar biasa," katanya.

Ganjar menyebutkan warga miskin yang tidak terdaftar dalam berbagai program bantuan melalui APBD bisa dibantu melalui Baznas sehingga pemberian bantuan pada warga miskin tidak harus melalui pembahasan dan perdebatan panjang dengan DPRD sehingga masyarakat yang membutuhkan bisa mendapatkan bantuan dengan cepat.

"Bagaimanapun di antara rezeki kita sebagian kecil ada hak orang lain yang membutuhkan," ujarnya.

Pewarta : Wisnu Adhi N.
Editor :
Copyright © ANTARA 2024