Tangerang Selatan ANTARA JATENG - Pabrikan mobil mewah asal Jerman
BMW mengomentari perihal konsep perpajakan mobil listrik yang saat ini
masih dikaji oleh Kementerian Perindustrian dan Kementerian Keuangan.
"Kalau kita bicara soal pajak, kita menginginkan kalau kendaraan zero emission, pajak juga zero percent. Tapi, kalau kita bicara pajak, kita harus melihat benefit-nya harus win win," kata Jodie O’tania, Vice President Corporate Communications BMW Group Indonesia di Tangerang Selatan, Kamis.
Menurut Jodie, solusi saling merasakan manfaat tersebut diperlukan untuk penyedia kendaraan, masyarakat maupun negara.
Jodie
memaparkan, penggunaan mobil listrik memiliki banyak kelebihan, selain
penggunaannya yang ramah lingkungan dan berkontribusi menurunkan
produksi emisi di dunia, namun juga penggunaan energi yang lebih
terjangkau.
Untuk itu, Jodie menambahkan, BMW
Indonesia mendukung upaya pemerintah untuk mendiskusikan aturan
perpajakan yang dapat diimplementasikan di Indonesia terkait penggunaan
kendaraan yang ramah lingkungan itu.
"Kita
terlibat dalam road map discussion. Ada Forum Group Discussion juga.
Kita berbicara di sana untuk berbagi seputar kendaraan listrik. BMW
sudah sangat terlibat dengan program yang saat ini disebut Low Carbon
Emission Program (LCEP), yang sebelumnya Low Carbon Emission Vehicle
(LCEV)," ungkap Jodie.
Kemenperin saat ini
sedang mengkaji program LCEV yang mendorong konsep perpajakan kendaraan
yang besarannya ditentukan oleh emisi karbon yang dihasilkan oleh sebuah
kendaraan.
"Semakin kecil emisi karbonnya,
maka perpajakannya juga akan semakin rendah. Kalau panak kendaraan saat
ini kan tidak berdasarkan itu, tapi berdasarkan mesin yang digunakan.
Ini sedang kami bahas," kata Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin,
Alat Transportasi dan Elektronika Kemenperin, I Gusti Putu Suryawirawan.