Semarang, ANTARA JATENG - Perseroan Terbatas Bank Tabungan Negara memfasilitasi pembiayaan hampir 2.000 unit apartemen yang dibangun di sekitar kampus Universitas Diponegoro Semarang.

"Ini merupakan kemitraan kami dengan Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Undip," kata Direktur Utama PT BTN Maryanto usai "groundbreaking" Menara IKA Undip The Alton Apartment Semarang, Selasa.

Menara IKA Undip merupakan satu yang diborong IKA Undip dari tiga tower The Alton Apartment Semarang, sementara dua tower lainnya dijual kepada masyarakat umum dengan fasilitasi pembiayaan BTN.

Khusus alumni Undip, kata dia, diberikan fasilitas kredit pemilikan apartemen (KPA) dengan bunga sebesar 7-8 persen dan "fix rated" atau suku bunga tetap selama tiga tahun untuk tipe studio.

"Uang mukanya sebesar 10 persen dari harga unitnya yang kisarannya Rp350 juta/unit. Kami berikan banyak kemudahan, seperti jangka waktu KPA yang bisa selama 5-20 tahun," katanya.

Maryanto yang juga Ketua Umum IKA Undip itu kerja sama BTN dengan Undip itu merupakan aksi lanjutan setelah perseroan sukses berkolaborasi dengan Ikatan Alumni (Iluni) Universitas Indonesia.

"Kami akan banyak bekerja sama dengan kampus, seperti UI, kemudian Undip. Nantinya, dilanjutkan dengan Universitas Padjajaran, Universitas Brawijaya, Universitas Airlangga, dan sebagainya," katanya.

Menurut dia, kerja sama tersebut memang lebih diarahkan terhadap penyediaan hunian, khususnya apartemen yang berlokasi dekat kampus yang memiliki fasilitas pendukung kegiatan belajar mahasiswa.

"Sudah banyak universitas yang ingin bekerja sama, baik alumninya maupun universitasnya. Ya, ini sekaligus menyukseskan program Satu Juta Rumah. Di lingkungan perguruan tinggi yang bebas narkoba," katanya.

Ia menyebutkan BTN mulai Januari-Agustus 2017 telah merealisasikan kredit konstruksi senilai Rp9,04 triliun atau naik 18,6 persen secara tahunan dari Rp7,62 triliun pada periode sama tahun lalu.

Dengan pertumbuhan itu, kata dia, posisi kredit konstruksi per Agustus 2017 BTN mencapai Rp23,7 triliun mendekati target konstruksi tahun ini yang ditetapkan Rp24 triliun karena kebutuhan tempat tinggal masih tinggi.

"Masih banyak produk kali, seperti pengelolaan kas, pengelolaan pembayaran pendidikan, gaji karyawan, jasa pembukaan tabungan, dan program pengembangan operasional (PPO)," kata Maryanto.

Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi M. Nasir mengakui selama ini yang dihadapi rata-rata kampus adalah hunian yang menjadi problem, terutama perguruan tinggi negeri (PTN).

Dengan kehadiran apartemen mahasiswa itu, kata dia, bisa memfasilitasi mahasiswa secara baik, seperti pencegahan penyalahgunaan narkoba dan pemanfaatan "e-book" untuk sarana belajar.

Selain itu, kata mantan Rektor Undip terpilih itu informasi hunian mahasiswa di Indonesia juga sudah kalah jauh dibandingkan negara lain, seperti Jepang yang sudah sedemikian maju.

"Di Jepang, informasi mengenai hunian tersaji secara `online`, mulai jarak ke kampus berapa meter, lewat mana jalannya, tarifnya seperti apa. Jadi, masyarakat tinggal langsung mencarinya," katanya.

Sementara itu, Direktur PT PP Properti (PPRO) Taufik Hidayat menyebutkan investasi untuk pembangunan ketiga tower The Alton Apartment itu mencapai Rp600 miliar dengan perincian Rp200 miliar/tower.

Kalau kapasitasnya, kata dia, hampir semuanya memiliki 680 unit apartemen/tower yang sebanyak 1.704 unitnya terjual dari 1.982 unit untuk total di tiga tower The Alton Apartment Semarang.

Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor :
Copyright © ANTARA 2024