Kudus, ANTARA JATENG - Tujuh warga Kabupaten Kudus yang baru pulang ibadah haji mengalami gejala menyerupai middle east respiratory syndrome (MERS).
"Dari tujuh warga tersebut, tiga warga yang lebih awal dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Loekmono Hadi Kudus, dirujuk ke RSUP dr. Kariadi Semarang," kata Direktur RSUD Loekmono Hadi Kudus Abdul Azis Achyar di Kudus, Senin.
Saat ini, kata dia, yang masih menjalani perawatan di RSUD Kudus sebanyak empat orang.
Selain dari Kudus, kata dia, RSUD Kudus juga merawat pasien dari Kabupaten Blora dengan keluhan serupa dan baru saja pulang dari ibadah haji.
Dengan demikian, kata dia, total pasien dengan gejala MERS ada lima orang dan saat ini berada di ruang isolasi.
Kabid Pelayanan RSUD Loekmono Hadi Kudus Aris Jukisno menambahkan, bahwa delapan pasien yang mengalami gejala virus MERS saat ini masih dalam perawatan di ruang isolasi.
Haji asal Kudus yang mengalami gejala virus MERS tersebut, kata dia, merupakan haji yang pulang pada 3 Oktober 2017, kemudian sekitar tanggal 5 Oktober 2017 dirujuk ke RSUD Loekmono Hadi.
Gejala yang dialami para pasien tersebut, yakni panas tinggi, batuk-batuk dan sesak nafas serta memiliki riwayat ibadah haji.
"Rata-rata pasien yang mengalami gejala MERS merupakan usia lanjut," ujarnya.
Karena di Arab Saudi sedang marak terjadi kasus MERS, kata dia, setiap terjadi keluhan serupa perlu segera diperiksakan ke dokter, guna memastikan apakah gejala tersebut positif MERS atau tidak.
Hingga kini, lanjut dia, kelima pasien yang menjalani perawatan di RSUD Loekmono Hadi Kudus belum bisa dipastikan menderita MERS, karena masih harus menunggu hasil uji di Laboratorium Litbang Jakarta.
Dari hasil rontgen, kata dia, hanya mengalami gangguan pernaafasan atau pneumonia biasa.
Ia mengakui, pada awal ada pasien dengan gejala MERS, RSUD Loekmono Hadi Kudus belum siap, namun saat ini sudah siap.
Selain tersedia ruangan isolasi serta kelengkapan sarana dan prasarananya, kata dia, sumber daya manusia (SDM) juga sudah siap.
"Dokter dan perawat yang akan menangani pasien gejala MERS, juga diikutkan seminar dan pelatihan khusus penanganan MERS," ujarnya.
Ia mengimbau warga yang pernah menjalankan ibadah haji memiliki keluhan demam dengan suhu badan hingga 38 derajat celcius selama tujuh hari yang disertai sesak nafas yang berat dan batuk produktif, sebaiknya segera diperiksakan ke dokter untuk menjalani penanganan lebih lanjut.
"Dari tujuh warga tersebut, tiga warga yang lebih awal dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Loekmono Hadi Kudus, dirujuk ke RSUP dr. Kariadi Semarang," kata Direktur RSUD Loekmono Hadi Kudus Abdul Azis Achyar di Kudus, Senin.
Saat ini, kata dia, yang masih menjalani perawatan di RSUD Kudus sebanyak empat orang.
Selain dari Kudus, kata dia, RSUD Kudus juga merawat pasien dari Kabupaten Blora dengan keluhan serupa dan baru saja pulang dari ibadah haji.
Dengan demikian, kata dia, total pasien dengan gejala MERS ada lima orang dan saat ini berada di ruang isolasi.
Kabid Pelayanan RSUD Loekmono Hadi Kudus Aris Jukisno menambahkan, bahwa delapan pasien yang mengalami gejala virus MERS saat ini masih dalam perawatan di ruang isolasi.
Haji asal Kudus yang mengalami gejala virus MERS tersebut, kata dia, merupakan haji yang pulang pada 3 Oktober 2017, kemudian sekitar tanggal 5 Oktober 2017 dirujuk ke RSUD Loekmono Hadi.
Gejala yang dialami para pasien tersebut, yakni panas tinggi, batuk-batuk dan sesak nafas serta memiliki riwayat ibadah haji.
"Rata-rata pasien yang mengalami gejala MERS merupakan usia lanjut," ujarnya.
Karena di Arab Saudi sedang marak terjadi kasus MERS, kata dia, setiap terjadi keluhan serupa perlu segera diperiksakan ke dokter, guna memastikan apakah gejala tersebut positif MERS atau tidak.
Hingga kini, lanjut dia, kelima pasien yang menjalani perawatan di RSUD Loekmono Hadi Kudus belum bisa dipastikan menderita MERS, karena masih harus menunggu hasil uji di Laboratorium Litbang Jakarta.
Dari hasil rontgen, kata dia, hanya mengalami gangguan pernaafasan atau pneumonia biasa.
Ia mengakui, pada awal ada pasien dengan gejala MERS, RSUD Loekmono Hadi Kudus belum siap, namun saat ini sudah siap.
Selain tersedia ruangan isolasi serta kelengkapan sarana dan prasarananya, kata dia, sumber daya manusia (SDM) juga sudah siap.
"Dokter dan perawat yang akan menangani pasien gejala MERS, juga diikutkan seminar dan pelatihan khusus penanganan MERS," ujarnya.
Ia mengimbau warga yang pernah menjalankan ibadah haji memiliki keluhan demam dengan suhu badan hingga 38 derajat celcius selama tujuh hari yang disertai sesak nafas yang berat dan batuk produktif, sebaiknya segera diperiksakan ke dokter untuk menjalani penanganan lebih lanjut.