Jakarta, ANTARA JATENG - Tim astronom dari Laboratorium Fisika Terapan Universitas Johns Hopkins menemukan deposit besar dari apa yang mungkin merupakan lapisan tanah es di tempat yang paling tidak mungkin di permukaan Mars.

Es tersebut ditemukan di daerah di ekuator Mars yang disebut Medusae Fossae, yang membentang beberapa ratus kilometer. Para ilmuwan mengasumsikan khatulistiwa akan terlalu hangat untuk es agar tetap utuh di dekat permukaan yang begitu lama.

Es terlihat di Mars dengan menggunakan data dari spektrometer neutron ruang angkasa Odyssey, terutama di daerah kutub planet merah, yang dikonfirmasi pada 2008 oleh Phoenix NASA saat menemukan potongan es murni hanya beberapa sentimeter di bawah permukaan Mars.

Spektrometer khusus mengambil radiasi neutron yang berasal dari permukaan Mars saat sinar kosmik berenergi tinggi turun dari luar angkasa.

"Mereka berinteraksi dengan bagian teratas tanah dan mengeluarkan partikel, termasuk neutron," kata astronom APL Johns Hopkins Jack Wilson kepada Cosmos.

Menganalisis partikel tersebut dapat mengidentifikasi zat apa yang berinteraksi dengan sinar kosmik.

Baru-baru ini, Wilson dan rekan-rekannya memberi data Odyssey untuk kedua kalinya, karena penelitian sebelumnya memiliki resolusi sangat rendah sekitar 520 kilometer. Mereka berhasil merekonstruksi gambar tersebut hingga resolusi 290 kilometer.

"(Ini) serupa saat menurunkan ketinggian pesawat ruang angkasa sebesar 50 persen. Anda mendapatkan pandangan yang lebih baik tentang apa yang sedang terjadi," kata Wilson.

Saat itulah mereka melihat konsentrasi air yang tinggi - sekitar 40 persen dari berat wilayah itu. Mereka menerbitkan temuan tersebut di jurnal Icarus.

Keberadaan air di Mars tampak lebih melimpah dibandingkan yang dipikirkan ilmuwan sebelumnya, demikian seperti dilansir dari Futurism.com.

Pewarta : Try Reza Essra
Editor :
Copyright © ANTARA 2024