Magelang, ANTARA JATENG - Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jawa Tengah Amir Mahmud mengajak para wartawan berbagai media yang bertugas di Kota Magelang bekerja profesional dan menjaga martabat profesi sehingga memberikan kontribusi optimal bagi kemajuan daerah.

"Jaga martabat dan profesionalisme, setia dan taat kepada Kode Etik Jurnaslistik, Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers, dan taat terhadap peraturan dasar dan rumah tangga PWI," ujarnya di Magelang, Sabtu.

Ia mengatakan hal itu saat melantik dan mengukuhkan kepengurusan PWI Kota Magelang periode 2017-2020 yang diketuai Adi Daya Perdana. Hadir dalam acara itu Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito, Wakil Wali Kota Windarti Agustina, Sekretaris Daerah Sugiharto, para pejabat, dan mitra kerja berbagai kalangan masyarakat setempat.

Hingga saat ini, jumlah wartawan dari berbagai media massa, baik cetak, radio, televisi dan dalam jaringan di Kota Magelang sekitar 35 orang.

Ia mengatakan tentang beberapa hal yang harus diperhatikan oleh wartawan, antara lain menyangkut akhlak pemberitaan, akuntabilitas, disiplin, dedikasi, dan kepercayaan masyarakat.

"Kepercayaan masyarakat itu penting. Pemberitaan yang baik bukan sekadar sensasi, tetapi ada `agenda setting`, tanggung jawab sosial. Menjadikan daerah tempat berada sebagai `tempat lahir` dan memberi kenyamanan sehingga daerah akan berkembang, tumbuh, dan maju," ujarnya.

Ia juga menjelaskan bahwa hubungan yang baik antara wartawan dengan relasi, sumber berita, dan mitra kerja dari berbagai kalangan sebagai modal penting dalam melaksanakan tugas pemberitaan.

Hubungan wartawan dengan relasi, sumber berita, dan mitra kerja secara profesional, ujarnya, tanpa ditopang dengan hubungan personal yang baik tidak ada artinya.

"Profesi yang hanya teknis wartawan, tidak ada artinya kalau tidak dilengkapi etika yang kuat. Profesional itu ibarat dua sisi mata uang. Maka jaga martabat wartawan dan kearifan masyarakat," katanya.

Pelantikan pengurus PWI Kota Magelang dikemas oleh para wartawan yang bertugas di kota dengan tiga kecamatan dan 17 kelurahan itu dalam nuansa tradisional Jawa, termasuk dengan iringan tabuhan gamelan dan pementasan beberapa tarian.

Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito mengemukakan tentang pentingnya kritik, termasuk melalui pemberitaan yang berimbang dan bertanggung jawab, demi kemajuan pembangunan daerah itu di berbagai bidang kehidupan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

"Saya dan Bu Wakil (Wakil Wali Kota Windarti Agustina, red.) diberi masukan, kritik. Yang saya inginkan ada `problem solving` (pemecahan masalah, red.). Nyaman tidak harus yang baik-baik, kalau ada yang mau disampaikan media, disilakan. Zaman sudah berubah. Kalangan pers jangan `wigah-wigih` (sungkan, red.) memacu kekuatan ini," katanya.

Pewarta : M. Hari Atmoko
Editor :
Copyright © ANTARA 2024