Solo, ANTARA JATENG - Wakil Ketua DPRD Kota Surakarta Jaswadi melakukan sidak proyek sudetan drainase dari Jalan Supomo ke "citywalk" Jalan Slamet Riyadi Solo.

"Dari yang saya lihat kalau untuk cor besi sudah memenuhi syarat, sayangnya memang kurang lurus karena mengikuti saluran air peninggalan Belanda," katanya di sela sidak di Jalan Slamet Riyadi Solo, Kamis.

Ia mengatakan pihak kontratorpun tidak bisa memaksakan bangunan saluran air yang baru agar lurus karena bisa merusak saluran air peninggalan Belanda tersebut.

Selain itu, ia juga mengeluhkan perkembangan proses pembangunan tersebut yang tidak diimbangi dengan sarana dan prasarana yang baik.

"Yang menjadi permasalahan salah satunya tidak ada kantor proyek untuk para kontraktor, sehingga `progres` pembangunan proyek tidak bisa dilihat secara langsung," katanya.

Ia menilai dengan tidak adanya kantor proyek, memberikan kesan para pengawas tidak nyaman ketika melakukan pekerjaan mereka.

Oleh karena itu, ke depan dirinya akan mengusulkan kepada badan anggaran (banggar) agar ada anggaran khusus untuk pengadaan kantor proyek.

"Supaya pengawas juga merasa nyaman saat mengawasi berjalannya proyek, selain itu akses masyarakat juga lebih mudah ketika ingin mengetahui `progres` proyek ini," katanya.

Pada kesempatan yang sama, Pengawas Lapangan dari Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (DPUPR) Kota Surakarta Gunarna mengatakan hingga saat ini pengerjaan proyek tersebut sudah mencapai 20 persen. Berdasarkan target awal, pembangunan yang dimulai 14 Juli 2017 akan selesai paling lambat tanggal 20 Desember 2017.

"Nantinya akan dibuat jalur hijau seperti yang ada di depan Loji Gandrung. Akan dipaving juga, tidak perlu ada taman kecil karena tidak akan efektif. Tanaman perdu tidak akan berkembang dengan baik karena diayomi oleh pohon besar yang ada di sepanjang Jalan Slamet Riyadi," katanya.

Pewarta : Aris Wasita
Editor :
Copyright © ANTARA 2024