Magelang, 5/9 (Antara) - Ketua Komisi Yudisial Aidul Fitriciada Azhari mengatakan perguruan tinggi bercirikan Islam harus mengembangkan tradisi perdebatan dan diskusi di kalangan mahasiswa dan pengajarnya sehingga terbentuk atmosfir dialektis yang mendorong gagasan baru bagi kemajuan sains dan teknologi.

"Apabila perguruan tinggi bercirikan Islam hendak mengembalikan kegemilangan umat Islam di masa lalu dengan kemajuan sains dan teknologinya maka tiada cara lain kecuali kembali pada tradisi pendidikan Islam yang berwatak dialektika," katanya di Magelang, Selasa.

Ia mengatakan hal tersebut dalam orasi ilmiah dengan judul "Penegakan Kembali Islam Berkemajuan di Perguruan Tinggi Muhammadiyah" pada Milad ke-53 Universitas Muhammadiyah Magelang.

Ia menuturkan situasi umat Islam dewasa ini yang cenderung defensif dan apologis harus dibangkitkan semangat keilmuannya dengan menghidupkan kembali tradisi keilmuan para ulama yang berwatak dialektik lewat perdebatan, perbedaan pendapat, dan diskusi.

"Dengan tradisi dialektik para ulama itu kita dapat berharap kehidupan keilmuan umat Islam, termasuk di lingkungan perguruan tinggi Muhammadiyah, akan tumbuh dan berkembang sehingga dapat mendorong kemajuan dalam bidang sains dan teknologi," katanya.

Ia mengatakan dengan cara tersebut umat Islam tidak akan terjebak terus menerus dalam lingkaran kekerasan dan permusuhan yang terbukti telah menghancurkan kehidupan dan warisan tradisi umat Islam.

Dalam konteks kehidupan bangsa Indonesia, katanya, orientasi pada kemajuan di kalangan umat Islam menjadi sangat penting dan strategis untuk mewujudkan tujuan-tujuan bernegara sebagaimana disebutkan dalam Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

"Jumlah umat Islam yang merupakan mayoritas akan sangat menentukan maju atau mundurnya bangsa Indonesia," katanya.

Oleh karena itu, kemajuan umat Islam di Indonesai juga akan menjadi kemajuan bangsa Indonesia secara keseluruhan.

"Untuk itu, umat Islam di Indonesia harus diorientasikan pada kemajuan dalam segala aspek, bukan hanya disibukkan dengan agenda-agenda kebangsaan yang berorientasi pada stabilitas dan harmoni kebangsaan saja, seperti agenda kebhinekaan dan toleransi," katanya.

Ia menuturkan stabilitas dan harmoni kebangsaan harus disertai dengan dorongan kemajuan sehingga tidak berkembang menjadi keadaan stabilitas dan harmoni yang statis, tidak bergerak.

"Kita menghendaki stabilitas dan harmoni yang dinamis dan bergerak maju. Kita pun menghendaki kemajuan yang bergerak dalam harmoni," katanya.

Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024