Jakarta, ANTARA JATENG - Resmi meluncurkan Galaxy Tab S3 di pasar Indonesia, Samsung percaya bahwa perangkat tersebut tetap diminati meski pangsa pasar tablet kian lesu.
"Pasar tablet secara keseluruhan memang turun, tapi khususnya Samsung tidak melihat seperti itu. Kami yakin orang masih membutuhkan tab karena layarnya lebih lebar, mengincar produktivitas dan mobilitas," ujar Denny Galant, IT & Mobile Product Marketing Head Samsung Electronics Indonesia dalam peluncuran Samsung Galaxy Tab S3 di Jakarta, Rabu.
"Bahwa device tersebut bagian dari ekosistem. Bukan perangkat demi perangkat, tapi ekosistem. Ada momen butuh tablet, ada momen butuh smartphone," sambung dia.
(Baca juga: Samsung luncurkan tablet Galaxy Tab S3 dengan SPen)
Langkah Samsung menghadirkan Galaxy Tab S3 sekaligus untuk melengkapi ekosistem seri Galaxy. Lebih dari itu, kehadiran perangkat tersebut, menurut Denny, untuk menjawab keinginan konsumen akan sebuah perangkat tablet.
"Terbukti dengan respons pengguna yang tetap bagus. Paling banyak dicari Tab S, yang flagship, Tab A, yang mid, kemudian Tab 3 Lite di harga Rp1-2 juta," kata Denny.
"Sementara, Tab S3 ada di Rp9,9 juta. Jadi, kalau (ditanya) ada di segmen mana, kami berusaha untuk menghadirkan di semua segmen. Di setiap segmen ada kebutuhan penggunanya," tambah dia.
Dilansir dari laman Tech Crunch, laporan IDC menunjukkan bahwa penjualan tablet kian menurun. Pada Q4 2016, IDC melaporan bahwa penjualan turun hingga 20 persen, sementara Strategic Analytics melaporkan penurunan hingga 10 persen.
Meski pangsa pasar tablet semakin menurun, perusahaan terknologi nampaknya masih percaya diri untuk menghadirkan tablet. Selain Samsung, Apple baru-baru ini juga memperbarui line up iPad Pro miliknya.
Tak tanggung-tanggung, raksasa teknologi asal Cupertino, California, itu menambah dua model dengan bezel yang lebih ramping yaitu model 10,5 inci dan model 12,9 inci.
Baca juga: Apple luncurkan iPad Pro 10,5 dan 12,9 inci
"Pasar tablet secara keseluruhan memang turun, tapi khususnya Samsung tidak melihat seperti itu. Kami yakin orang masih membutuhkan tab karena layarnya lebih lebar, mengincar produktivitas dan mobilitas," ujar Denny Galant, IT & Mobile Product Marketing Head Samsung Electronics Indonesia dalam peluncuran Samsung Galaxy Tab S3 di Jakarta, Rabu.
"Bahwa device tersebut bagian dari ekosistem. Bukan perangkat demi perangkat, tapi ekosistem. Ada momen butuh tablet, ada momen butuh smartphone," sambung dia.
(Baca juga: Samsung luncurkan tablet Galaxy Tab S3 dengan SPen)
Langkah Samsung menghadirkan Galaxy Tab S3 sekaligus untuk melengkapi ekosistem seri Galaxy. Lebih dari itu, kehadiran perangkat tersebut, menurut Denny, untuk menjawab keinginan konsumen akan sebuah perangkat tablet.
"Terbukti dengan respons pengguna yang tetap bagus. Paling banyak dicari Tab S, yang flagship, Tab A, yang mid, kemudian Tab 3 Lite di harga Rp1-2 juta," kata Denny.
"Sementara, Tab S3 ada di Rp9,9 juta. Jadi, kalau (ditanya) ada di segmen mana, kami berusaha untuk menghadirkan di semua segmen. Di setiap segmen ada kebutuhan penggunanya," tambah dia.
Dilansir dari laman Tech Crunch, laporan IDC menunjukkan bahwa penjualan tablet kian menurun. Pada Q4 2016, IDC melaporan bahwa penjualan turun hingga 20 persen, sementara Strategic Analytics melaporkan penurunan hingga 10 persen.
Meski pangsa pasar tablet semakin menurun, perusahaan terknologi nampaknya masih percaya diri untuk menghadirkan tablet. Selain Samsung, Apple baru-baru ini juga memperbarui line up iPad Pro miliknya.
Tak tanggung-tanggung, raksasa teknologi asal Cupertino, California, itu menambah dua model dengan bezel yang lebih ramping yaitu model 10,5 inci dan model 12,9 inci.
Baca juga: Apple luncurkan iPad Pro 10,5 dan 12,9 inci