Pekalongan, ANTARA JATENG - Harga garam beryodium dan krosok di beberapa pasar tradisional Kota Pekalongan, Jawa Tengah, naik 50 persen hingga 100 persen karena pasokan komoditas ini menurun.


Beberapa pedagang bumbu dapur di pasar tradisional Podosugih Pekalongan, Rabu, mengatakan bahwa harga garam beryodium semula Rp1.000 per kantong kini naik menjadi Rp1.500 per kantong atau naik 50 persen, sedangkan garam krosok semula sekitar Rp3.000 per kilogram naik Rp6.000 per kilogram atau naik 100 persen.


"Beberapa hari terakhir ini, garam beryodium maupun krosok sulit diperoleh warga karena pasokannya terus menurung bahkan cenderung sudah langka," kata pedagang bumbu dapur, Ida.


Ia mengatakan meski harga garam beryodium naik drastis, permintaan masyarakat terhadap bahan bumbu dapur itu tetap cukup tinggi.


"Hanya saja, stok garam itu langka di pasaran sehingga kondisi itu dikeluhkan para warga karena mereka kesulitan untuk menambah gurih masakan. Warga mengaku masakannya terasa hambar karena tanpa garam," katanya.


Pedagang bumbu, Masriyah mengatakan sebenarnya untuk garam krosok sudah mulai menghilang sejak dua bulan terakhir ini karena petani garam gagal memproduksi akibat cuaca tidak menentu.


Harga garam krosok semula Rp3.000 per kilogram, kata dia, secara bertahap naik hingga kini mencapai Rp6.000 per kilogram.


Ia berharap kelangkaan stok garam itu dapat secepatnya diatasi oleh pemerintah karena garam merupakan salah satu bahan baku bumbu dapur yang sangat dibutuhkan warga untuk campuran memasak.


"Kami berharap pemerinta bisa mengimpor garam jika pasokan komoditas itu sudah tidak memungkinkan lagi. Bahan bumbu dapur berupa garam ini memang akan dibutuhkan warga untuk campuran memasak," katanya.

Pewarta : Kutnadi
Editor :
Copyright © ANTARA 2024