Purwokerto, ANTARA JATENG - Penyerapan gabah petani oleh Perum Bulog Subdivisi Regional Banyumas, Jawa Tengah, kembali meningkat setelah sempat lesu, kata Kepala Bulog Banyumas Setio Wastono.

"Dalam beberapa waktu terakhir volume gabah yang masuk ke gudang-gudang Bulog Banyumas kembali meningkat karena beberapa wilayah telah memasuki masa panen," kata Setio Wastono didampingi Kepala Seksi Komersial Bulog Banyumas M Priyono di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Rabu.

Ia mengakui jika penyerapan gabah oleh Bulog Banyumas sempat lesu saat petani belum memasuki masa panen.

Selain itu, kata dia, banyak petani yang memilih menyimpan sebagian gabah mereka untuk keperluan lebaran.

Dengan demikian, lanjut dia, volume gabah yang masuk ke gudang Bulog Banyumas saat itu rata-rata di bawah 100 ton per hari.

"Namun dalam beberapa waktu terakhir meningkat hingga kisaran 200-300 ton per hari," katanya.

Kendati demikian, dia mengaku harga gabah kering panen (GKP) di sejumlah wilayah yang telah memasuki masa panen masih tinggi karena mencapai Rp3.800 per kilogram atau di atas harga pembelian pemerintah (HPP) yang sebesar Rp3.700 per kg.

Selain karena baru memasuki masa panen, dia menduga masih tingginya harga GKP itu juga disebabkan serangan hama wereng yang berdampak pada penurunan produksi padi.

"Kami optimistis prognosa penyerapan gabah sebanyak 85.000 ton pada tahun 2017 dapat tercapai karena masa panen sekarang `lumintu` atau berkelanjutan," katanya.

Ia mengatakan hingga saat ini, realisasi penyerapan gabah yang dilaksanakan Bulog Banyumas telah mencapai 25.000 ton setara beras atau sekitar 50.000 ton gabah.

Sementara stok beras di gudang-gudang Bulog Banyumas, kata dia, diperkirakan masih mencukupi kebutuhan hingga bulan September 2017.

Pewarta : Sumarwoto
Editor :
Copyright © ANTARA 2024