Magelang, ANTARA JSTEMG - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Magelang (UMM) yang tergabung dalam tim Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian Masyarakat (PKMM) merintis kampung wisata berbasis kearifan lokal di Dusun Menayu, Desa Menayu, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Ketua Tim PKMM UMM Restu Widan Kapila di Magelang, Jumat, mengatakan Dusun Menayu di Desa Menayu, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang, merupakan dusun yang masih memegang nilai-nilai kearifan lokal, salah satunya budaya "sonjo".
Warga kampung pada zaman dulu memaknai sonjo sebagai budaya bertamu yang tidak hanya bertujuan memiliki hajat tertentu melainkan sekadar berbincang-bincang hingga timbul suatu kekerabatan yang erat seperti layaknya rumah sendiri, sampai lupa bahwa ia sedang bertamu.
Namun, seiring dengan perkembangan zaman, budaya sonjo berubah maknanya dan semakin jarang dirasakan. Di samping itu, kebiasaan yang dilakukan oleh orang kampung seperti "angon bebek", "angon wedus", "mijah iwak", "tandur" serta kegiatan menyatu dengan alam lainnya juga telah jarang ditemui.
Ia menuturkan paradigma warga desa saat ini memandang bahwa kegiatan tersebut dianggap kuno dan tidak dapat dijadikan sebagai penopang kehidupan sehingga mereka berbondong-bondong pergi ke kota.
Bermula dari keprihatinan itulah, Tim PKMM UM Magelang yang terdiri dari Restu Widan Kapila, Anisah, Siti Umi Kulsum, Anisa Nursaida dan Didik Irawan yang merupakan mahasiswa FKIP UMM mengajukan proposal PKMM berjudul "Perintisan Kampung Wisata Sonjo Kampung Menayu, Upaya Pelestarian Kearifan Lokal sebagai Pelumas di Dusun Menayu Kecamatan Muntilan".
Proposal tersebut berhasil lolos bersama 27 proposal lain dari UMM. Dosen FKIP UMM, Galih Istiningsih menjadi dosen pembimbing dalam program pengabdian tersebut.
Restu mengatakan perintisan Kampung Wisata Sonjo Kampung Menayu dilakukan dengan mengedukasi dan memberikan pelatihan serta pendampingan kepada warga. Program ini dilakukan untuk menyadarkan bahwa nilai kearifan lokal mampu dikembangkan dalam bidang pariwisata.
"Kegiatan tersebut dilakukan selama empat bulan mulai April hingga Juli 2017 dengan dana senilai Rp9 juta dari Kemenristek Dikti," katanya.
Ia mengatakan kegiatan pengabdian dilakukan dengan melibatkan warga Dusun Menayu. Di awal kegiatan tim melakukan penyuluhan dengan mendatangkan petugas dari Dinas Pariwisata Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Magelang yakni Annis Latifa serta praktisi Desa Wisata Brayut, Sudarmadi dan Rahmawan yang menyampaikan tentang pemberdayaan masyarakat berbasis pariwisata.
Kegiatan ini dilakukan untuk menyadarkan dan memotivasi kelompok mitra supaya tergugah untuk membangun kampungnya dan melestarikan budaya dalam bentuk kampung wisata.
Tahap berikutnya, tim membentuk kelompok sadar wisata (Pokdarwis) dalam bentuk komunitas sonjo Kampung Menayu yang diketuai oleh Hariyadi, seorang tokoh masyarakat Dusun Menayu. Di samping itu, tim juga memberikan pelatihan di bidang pertanian, perikanan, peternakan, kuliner, permainan tradisional, dan kesenian.
Bentuk pelatihan lainnya, katanya berupa pelatihan administrasi dan pemasaran. Pada Pelatihan administrasi diajarkan tentang cara pembukuan yang meliputi pembuatan buku kunjungan dan keuangan. Adapun teknik pemasaran diajarkan agar kampung wisata dapat dipasarkan melalui media cetak dan elektronik.
"Salah satu pemasaran yang dapat digunakan dengan basis teknologi informasi, yaitu dengan menggunakan instagram, blog, twitter, dan facebook. Bila hal ini mampu dilakukan secara maksimal kami optimis desa wisata ini mampu terorganisir dan dikenal lebih luas," katanya.
Tahap berikutnya yang dilakukan oleh tim, yaitu dengan melakukan pendampingan pelatihan dan manajemen pengelolaan dengan mendatangkan wisatawan.
Menurut dia kegiatan pengabdian ini disambut dengan antusias oleh warga. Hal tersebut dilihat dari tingginya animo dan keaktifan para warga untuk merintis kampung wisata yang sebenarnya mereka idam-idamkan.
Ketua Pokdarwis Kampung Menayu, Hariyadi mengatakan melalui rangkaian kegiatan yang telah dilakukan warga berharap rintisan desa wisata ini mampu mengubah pandangan hidup orang desa bahwa mereka mampu menambah peluang usaha.
"Inilah kesempatan kami untuk membangun desa, dengan menjadi relawan untuk merintis desa wisata ini," katanya.
Ketua Tim PKMM UMM Restu Widan Kapila di Magelang, Jumat, mengatakan Dusun Menayu di Desa Menayu, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang, merupakan dusun yang masih memegang nilai-nilai kearifan lokal, salah satunya budaya "sonjo".
Warga kampung pada zaman dulu memaknai sonjo sebagai budaya bertamu yang tidak hanya bertujuan memiliki hajat tertentu melainkan sekadar berbincang-bincang hingga timbul suatu kekerabatan yang erat seperti layaknya rumah sendiri, sampai lupa bahwa ia sedang bertamu.
Namun, seiring dengan perkembangan zaman, budaya sonjo berubah maknanya dan semakin jarang dirasakan. Di samping itu, kebiasaan yang dilakukan oleh orang kampung seperti "angon bebek", "angon wedus", "mijah iwak", "tandur" serta kegiatan menyatu dengan alam lainnya juga telah jarang ditemui.
Ia menuturkan paradigma warga desa saat ini memandang bahwa kegiatan tersebut dianggap kuno dan tidak dapat dijadikan sebagai penopang kehidupan sehingga mereka berbondong-bondong pergi ke kota.
Bermula dari keprihatinan itulah, Tim PKMM UM Magelang yang terdiri dari Restu Widan Kapila, Anisah, Siti Umi Kulsum, Anisa Nursaida dan Didik Irawan yang merupakan mahasiswa FKIP UMM mengajukan proposal PKMM berjudul "Perintisan Kampung Wisata Sonjo Kampung Menayu, Upaya Pelestarian Kearifan Lokal sebagai Pelumas di Dusun Menayu Kecamatan Muntilan".
Proposal tersebut berhasil lolos bersama 27 proposal lain dari UMM. Dosen FKIP UMM, Galih Istiningsih menjadi dosen pembimbing dalam program pengabdian tersebut.
Restu mengatakan perintisan Kampung Wisata Sonjo Kampung Menayu dilakukan dengan mengedukasi dan memberikan pelatihan serta pendampingan kepada warga. Program ini dilakukan untuk menyadarkan bahwa nilai kearifan lokal mampu dikembangkan dalam bidang pariwisata.
"Kegiatan tersebut dilakukan selama empat bulan mulai April hingga Juli 2017 dengan dana senilai Rp9 juta dari Kemenristek Dikti," katanya.
Ia mengatakan kegiatan pengabdian dilakukan dengan melibatkan warga Dusun Menayu. Di awal kegiatan tim melakukan penyuluhan dengan mendatangkan petugas dari Dinas Pariwisata Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Magelang yakni Annis Latifa serta praktisi Desa Wisata Brayut, Sudarmadi dan Rahmawan yang menyampaikan tentang pemberdayaan masyarakat berbasis pariwisata.
Kegiatan ini dilakukan untuk menyadarkan dan memotivasi kelompok mitra supaya tergugah untuk membangun kampungnya dan melestarikan budaya dalam bentuk kampung wisata.
Tahap berikutnya, tim membentuk kelompok sadar wisata (Pokdarwis) dalam bentuk komunitas sonjo Kampung Menayu yang diketuai oleh Hariyadi, seorang tokoh masyarakat Dusun Menayu. Di samping itu, tim juga memberikan pelatihan di bidang pertanian, perikanan, peternakan, kuliner, permainan tradisional, dan kesenian.
Bentuk pelatihan lainnya, katanya berupa pelatihan administrasi dan pemasaran. Pada Pelatihan administrasi diajarkan tentang cara pembukuan yang meliputi pembuatan buku kunjungan dan keuangan. Adapun teknik pemasaran diajarkan agar kampung wisata dapat dipasarkan melalui media cetak dan elektronik.
"Salah satu pemasaran yang dapat digunakan dengan basis teknologi informasi, yaitu dengan menggunakan instagram, blog, twitter, dan facebook. Bila hal ini mampu dilakukan secara maksimal kami optimis desa wisata ini mampu terorganisir dan dikenal lebih luas," katanya.
Tahap berikutnya yang dilakukan oleh tim, yaitu dengan melakukan pendampingan pelatihan dan manajemen pengelolaan dengan mendatangkan wisatawan.
Menurut dia kegiatan pengabdian ini disambut dengan antusias oleh warga. Hal tersebut dilihat dari tingginya animo dan keaktifan para warga untuk merintis kampung wisata yang sebenarnya mereka idam-idamkan.
Ketua Pokdarwis Kampung Menayu, Hariyadi mengatakan melalui rangkaian kegiatan yang telah dilakukan warga berharap rintisan desa wisata ini mampu mengubah pandangan hidup orang desa bahwa mereka mampu menambah peluang usaha.
"Inilah kesempatan kami untuk membangun desa, dengan menjadi relawan untuk merintis desa wisata ini," katanya.