Semarang, ANTARA JATENG - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) bersama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Tengah terus mendorong peningkatan kualitas kesehatan reproduksi, salah satunya melalui seminar nasional.

"Tujuan kami memberikan pengertian lebih luas mengenai kesehatan reproduksi yang baik, sehingga tercipta
keluarga yang bahagia dan sejahtera serta dapat meningkatkan derajat kesehatan keluarga," kata Ketua Majelis Kehormatan Etik Kedokteran IDI Wilayah Jawa Tengah dr Bantuk Hadijanto Tarjoto, SpOG,KFM di sela
Seminar Nasional Keluarga Peduli Kesehatan Reproduksi di Semarang, Sabtu.

Bantuk menjelaskan seminar nasional tersebut diikuti sekitar 400 orang yang berasal dari berbagai unsur seperti dokter umum, dokter spesialis, tim penggerak PKK, kepala organisasi perangkat daerah (OPD) kabupaten/kota se-Jateng, dan sejumlah peserta yang berasal dari Jakarta, Bali, Kalimantan, dan Sumatera.

Kepala BKKBN Provinsi Jateng Wagino menjelaskan kegiatan tersebut merupakan salah satu edukasi kepada para peserta mengenai pentingnya kesehatan reproduksi seperti menikah di bawah 16 tahun bisa berakibat fatal bagi sang ibu serta bayi yang dilahirkan.

"Kematian ibu dan bayi di Jateng masih tinggi. Begitu juga pernikahan di bawah usia 16 tahun masih tinggi," kata Wagino.

Wagino berharap dengan adanya Kampung KB, advokasi, dan kampanye terus menerus bisa mengurangi angka kematian ibu dan bayi.

Dalam kesempatan tersebut Wakil Ketua Tim Pengerak PKK Provinsi Jateng Sudarli Heru Sudjatmoko mengatakan bahwa pihaknya juga aktif mendorong peningkatan kesehatan reproduksi melalui para kader hingga di tingkat dasawisma.

Sudarli Heru Sudjatmoko berharap keterlibatan semua pihak akan dapat mengurangi kasus kematian ibu dan bayi serta mengurangi kasus pernikahan di bawah 16 tahun.

Pewarta : Nur Istibsaroh
Editor :
Copyright © ANTARA 2024