Semarang, ANTARA JATENG - Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Tengah menyatakan tingkat hunian hotel di Jateng mulai meningkat setelah pada triwulan I 2017 kurang menggeliat.

"Tepatnya pada awal bulan ini sudah mulai baik, tingkat okupansi untuk mencapai 59 persen," kata Wakil Ketua PHRI Jawa Tengah Benk Mintosih di Semarang, Rabu.

Dia mengatakan angka tersebut lebih tinggi dibandingkan rata-rata okupansi pada triwulan I tahun 2017 yaitu 51 persen. Bahkan, pihaknya optimistis hingga akhir bulan ini okupansi bisa mencapai 60 persen.

Benk mengatakan peningkatan tersebut merupakan dampak positif dari pelaksanaan Semarang Great Sale 2017. Pada pelaksanaan tersebut, dikatakannya, masyarakat atau pengunjung hotel berkesempatan membawa pulang hadiah undian berupa mobil dan sepeda motor.

"Selain itu, para pengunjung juga bisa menikmati potongan tarif hotel hingga 70 persen dari hampir seluruh hotel berbintang di Semarang," katanya.

Benk mengatakan pelaksanaan Semarang Great Sale sendiri merupakan salah satu daya dobrak yang memacu pertumbuhan ekonomi salah satunya dari sisi tingkat okupansi hotel.

"Semarang memang perlu ada `event` yang mendatangkan para tamu dari luar kota. Jangan hanya bersifat euforia, tetapi harus benar-benar mendatangkan tamu," katanya.

Dia mengatakan langkah tersebut penting dilakukan untuk menjaga daya saing yang tetap sehat dari hotel-hotel yang ada di Kota Semarang.

"Apalagi dalam tiga bulan mendatang akan buka lagi beberapa hotel baru di antaranya Harris dan Haka. Kalau tidak ada `event` khusus tentu hotel-hotel di Semarang akan kesulitan mencari pasar," katanya.

Selain itu, Benk mengatakan pentingnya penambahan jadwal penerbangan dari Semarang ke sejumlah rute khususnya di kota-kota besar di Indonesia.

"Tambahan rute baru dan destinasi wisata harus ditambah, kalau tidak tentu akan sulit bersaing," katanya.

Pewarta : Aris Wasita
Editor :
Copyright © ANTARA 2024