Temanggung, ANTARA JATENG - Sedikitnya 10 rumah di Desa Tleter dan Getas, Kecamatan Kaloran, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, rusak akibat tanah retak usai diguyur hujan dalam beberapa hari terakhir.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Temanggung, Agus Sudaryono, di Temanggung, Senin, mengatakan, sebanyak empat rumah di Dusun Ngemplak, Desa Tleter, Kecamatan Kaloran mengalami kerusakan akibat tanah bergerak.

"Tanah bergerak yang mengakibatkan retakan ini terjadi di tengah permukiman warga," katanya.

Menurut dia petugas BPBD telah melakukan peninjauan dan kajian atas tanah bergerak tersebut. Retakan sebagai dampak tanah bergerak itu sangat mengkhawatirkan.

Dikatakan, retakan yang semula sekitar dua hingga lima centimeter semakin melebar dan memanjang. Panjang retakan kini mencapai 120 meter.

Ia menuturkan tanah bergerak terjadi akibat tanah tidak kuat menampung air hujan yang meresap, sementara tanah berada di atas lapisan batuan yang tidak kuat. Retakan ini bila tidak ditutup dengan tanah akan semakin melebar, karena air dapat masuk ke dalam retakan.

Disebutkan, empat rumah rusak pada bagian dinding karena tanah yang ada di bawahnya retak yakni milik Pitoyo (55), Sakijem (52), Wasimen (72), dan Wardi (55).

Ia mengatakan tanah bergerak juga terjadi di Dusun Pringapus, Desa Getas, Kecamatan Kaloran yang mengakibatkan enam rumah warga retak. Berdasar laporan awal kerugian mencapai Rp30 juta.

Dikatakan, relawan dan personel dari Kodim 0706 Temanggung telah berusaha menutup retakan dengan tanah agar air tidak masuk yang dapat menyebabkan retakan semakin melebar.

"Kami terus memantau kondisi di dua desa tersebut. Warga kami minta untuk tetap waspada, terutapa saat turun hujan," katanya.

Pewarta : Heru Suyitno
Editor :
Copyright © ANTARA 2024