Kudus, ANTARA JATENG - Produsen jenang Kudus, Jawa Tengah, Mubarokfood akan mengurangi penggunaan bahan bakar kayu untuk proses pembuatan jenang.

"Hingga kini, kami memang masih melakukan sejumlah uji coba bahan bakar alternatif yang memang lebih ramah terhadap kelestarian hutan," kata Direktur Utama Mubarokfood Kudus Muhammad Hilmy di Kudus, Selasa.

Ia mengatakan uji coba yang dilakukan di antaranya menggunakan bahan bakar gas, batu bara, hingga biomassa.

Dari sejumlah bahan bakar tersebut, kata dia, hasilnya memang kurang memuaskan, terutama dari sisi rasa jenangnya memang berbeda kualitasnya ketika menggunakan kayu bakar.

Untuk penggunaan biomassa, katanya, memiliki hasil yang hampir sama dengan menggunakan kayu bakar.

Oleh karena itu, lanjut dia, uji coba dengan bahan bakar biomassa akan dilanjutkan kembali guna memastikan apakah bahan bakar alternatif tersebut memang layak atau tidak.

Selain mempertimbangkan rasa jenang yang diproduksi agar tidak berkurang dari sebelumnya, kata dia, juga mempertimbangkan ketersediaan bahan bakunya di pasaran.

"Jangan sampai, ketika beralih ke biomassa justru tidak tersedia bahan bakar yang cukup," ujarnya.

Ia menyatakan dukungannya terhadap upaya pelestarian hutan dengan turut mengurangi penggunaan bahan bakar kayu untuk proses memasak pada usahanya.

Sebelumnya, PT Pura Kudus mendapatkan penghargaan dalam bidang rintisan teknologi industri tahun 2010 dari Kementerian Perindustrian Republik Indonesia atas temuan kompos biomassa siklon.

Keunggulan kompor biomasa tersebut, di antaranya tidak menimbulkan polusi asap dan bahan bakar yang digunakan juga cukup murah, karena hanya memanfaatkan sampah daun tumbuh-tumbuhan, kertas, serbuk kayu, sekam, dan ampas biji jarak.

Bahkan, bahan bakar sampah sebesar 1 kilogram diklaim bisa digunakan untuk memasak selama 30 menit.

Sementara dengan bahan bakar ampas biji jarak sebanyak 3 kg mampu digunakan untuk memasak selama tiga jam.

Kompor biomassa ciptaan perusahaan di Kudus tersebut menggunakan alat bantu "blower" agar pengapiannya bisa stabil dan disesuaikan dengan kebutuhan.

Selain bahan bakar yang diperoleh cukup mudah dan tidak menimbulkan polusi, kompor biomassa ini juga tidak ada risiko meledak seperti kompor biasa atau kompor gas.

Pewarta : Akhmad Nazaruddin Lathif
Editor :
Copyright © ANTARA 2024