Kudus, ANTARA JATENG - Relawan penyelamat Gunung Kendeng asal Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, segera menertibkan petani dari luar daerah yang menanam tanaman semusim di hutan Pegunungan Kendeng di Kudus karena diduga menjadi penyebab banjir.

Menurut Camat Undaan, Kabupaten Kudus, Catur Widiyatno di Kudus, Kamis, jumlah relawan yang akan dilibatkan mencapai 200-an, belum termasuk personel TNI dan Polri.

Sebelumnya, kata dia, sudah ada pemberitahuan kepada petani dari wilayah Kabupaten Pati bahwa lokasi yang ditanami tanaman semusim menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya banjir bandang di kawasan Desa Wonosoco, Kecamatan Undaan, Kudus.

Untuk itu, lanjut dia, penanaman tanaman semusim di kawasan hutan di Pegunungan Kendeng dilarang karena mengakibatkan air hujan tidak bisa terserap ke dalam tanah, namun langsung meluncur di permukaan tanah menuju dataran rendah.

Akibatnya, lanjut dia, warga Desa Wonosoco yang mengalami dampak banjir, sedangkan petani dari kabupaten tetangga justru menikmati hasil tanaman tersebut.

Atas permasalahan yang dialami warga Desa Wonosoco setiap tahun, lanjut dia, akhirnya pihak Perhutani Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Grobogan melakukan penghentian kerja sama dengan petani dari Kabupaten Pati yang sebelumnya memanfaatkan lahan di bawah tegakan hutan untuk ditanami tanaman semusim, seperti tanaman jagung.

Jumlah petani saat itu, lanjut dia, sekitar 135 orang dan sejak dua tahun lalu tidak lagi menanami lahan di bawah tegakan hutan di petak tiga dan empat.

Dampak positif yang dirasakan warga Desa Wonosoco, lanjut Catur, sejak tahun 2016 tidak lagi dilanda banjir bandang.

Akan tetapi, lanjut dia, saat ini justru muncul 400-an petani yang memanfaatkan lahan di bawah tegakan hutan di kawasan Pegunungan Kendeng untuk ditanami tanaman semusim, seperti tanaman jagung.

Ia mengatakan, sasaran penertiban para relawan nantinya merupakan di petak 15 yang ditanami tanaman semusim oleh petani yang sebelumnya belum ada kerja sama dengan Perhutani KPH Grobogan.

"Para relawan juga akan memasang papan pengumuman bahwa di kawasan tersebut tidak boleh digunakan untuk bercocok tanam, khususnya tanaman semusim karena bisa mengakibatkan banjir bandang untuk kawasan Wonosoco," ujarnya.

Sebagai gantinya, lanjut dia, akan diupayakan ditanami tanaman buah-buahan ketika turun hujan airnya diserap oleh akar tanaman, sehingga tidak langsung mengalir ke dataran rendah yang berpotensi mengakibatkan banjir bandang.

"Kami berharap, petani asal Kabupaten Pati tersebut memahami kondisi alam sekitar serta dampak yang dialami warga Desa Wonosoco," ujarnya.

Pewarta : Akhmad Nazaruddin Lathif
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024