Bandung Antara Jateng - Institut Teknologi Bandung (ITB) mengundang Prof Gerard 't Hooft, yang berbagi Hadiah Nobel Fisika Tahun 1999 dengan Martinus J.G. Veltman, untuk menjadi pembicara dalam konferensi internasional matematika dan ilmu alam.
Pertemuan ilmiah dua tahunan International Conference on Mathematics and Natural Sciences (ICMNS) yang akan berlangsung 2-3 November di ITB dan dihadiri ilmuwan dari berbagai bidang.
"Kunjungan ke ITB adalah dalam rangka memberikan pencerdasan kepada masyarakat umum dalam bidang fisika dan memberikan inspirasi kepada kaum pelajar di Indonesia untuk memajukan sains dan teknologi," kata Guru Besar ITB Djoko Santoso dalam jumpa pers di Bandung, Senin.
Ia menjelaskan bahwa Prof Hooft dari University of Utrecht akan menyampaikan tiga kuliah umum, yang pertama tentang tantangan dalam riset dan pendidikan fisika pada 1 November 2016 di Gedung CRCS ITB. Kuliah umum itu akan meliputi sesi telekonferensi dengan enam universitas di Indonesia.
Kuliah umum yang kedua akan disampaikan 2 November 2016 di Aula Barat ITB dengan tajuk "Standard Model dan Beyond" dan yang ketiga akan berlangsung 4 November di Sasana Budaya Ganesha ITB dengan tema "Grand Public Lecture: A Road to Nobel Prize".
Mereka yang ingin mengikuti kuliah umum itu bisa melakukan pendaftaran daring lewat http://portal.itb.ac.id/nobel.
Prof Hooft juga akan menghadiri jamuan makan malam bersama Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan pada 2 November dan mengunjungi situs-situs bersejarah di Bandung, termasuk Observatorium Bosscha.
Menurut Djoko, ITB sebelumnya pernah mengundang peraih Nobel Kimia 1988 Prof Robert Huber pada 2011, dan pemenang Hadiah Nobel Kimia 2011 Prof Brian Schmidt pada 2014.
Prof Hooft, yang lahir pada 5 Juli 1946 di Den Helder, Belanda, adalah seorang profesor fisika teoretik di Utrecht University.
Ia meraih Hadiah Nobel Fisika 1999 bersama pembimbingnya, Martinus JG Veltman, untuk "penguraian struktur kuantum interaksi elektrolemah".
Penelitiannya terkonsentrasi pada teori ukuran, lubang hitam, gravitasi kuantum dan aspek dasar mekanika kuantum. Sumbangannya bagi ilmu fisika teoretik berupa bukti bahwa teori ukuran dapat direnormalisasi, regularisasi dimensional dan prinsip holografik.
Prof Hooft menuturkan bahwa ilmu fisika sangat penting dalam kehidupan sehari-hari karena bisa membantu manusia mempelajari cara kerja benda yang sangat kecil hingga yang sangat besar.
"Dengan hukum fisika kita bisa memahami bagaimana alam semesta bekerja," kata Prof Hooft, yang sudah tertarik pada sains sejak kecil dan mendapat medali perak olimpiade matematika nasional Belanda pada umum 16 tahun.
Pertemuan ilmiah dua tahunan International Conference on Mathematics and Natural Sciences (ICMNS) yang akan berlangsung 2-3 November di ITB dan dihadiri ilmuwan dari berbagai bidang.
"Kunjungan ke ITB adalah dalam rangka memberikan pencerdasan kepada masyarakat umum dalam bidang fisika dan memberikan inspirasi kepada kaum pelajar di Indonesia untuk memajukan sains dan teknologi," kata Guru Besar ITB Djoko Santoso dalam jumpa pers di Bandung, Senin.
Ia menjelaskan bahwa Prof Hooft dari University of Utrecht akan menyampaikan tiga kuliah umum, yang pertama tentang tantangan dalam riset dan pendidikan fisika pada 1 November 2016 di Gedung CRCS ITB. Kuliah umum itu akan meliputi sesi telekonferensi dengan enam universitas di Indonesia.
Kuliah umum yang kedua akan disampaikan 2 November 2016 di Aula Barat ITB dengan tajuk "Standard Model dan Beyond" dan yang ketiga akan berlangsung 4 November di Sasana Budaya Ganesha ITB dengan tema "Grand Public Lecture: A Road to Nobel Prize".
Mereka yang ingin mengikuti kuliah umum itu bisa melakukan pendaftaran daring lewat http://portal.itb.ac.id/nobel.
Prof Hooft juga akan menghadiri jamuan makan malam bersama Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan pada 2 November dan mengunjungi situs-situs bersejarah di Bandung, termasuk Observatorium Bosscha.
Menurut Djoko, ITB sebelumnya pernah mengundang peraih Nobel Kimia 1988 Prof Robert Huber pada 2011, dan pemenang Hadiah Nobel Kimia 2011 Prof Brian Schmidt pada 2014.
Prof Hooft, yang lahir pada 5 Juli 1946 di Den Helder, Belanda, adalah seorang profesor fisika teoretik di Utrecht University.
Ia meraih Hadiah Nobel Fisika 1999 bersama pembimbingnya, Martinus JG Veltman, untuk "penguraian struktur kuantum interaksi elektrolemah".
Penelitiannya terkonsentrasi pada teori ukuran, lubang hitam, gravitasi kuantum dan aspek dasar mekanika kuantum. Sumbangannya bagi ilmu fisika teoretik berupa bukti bahwa teori ukuran dapat direnormalisasi, regularisasi dimensional dan prinsip holografik.
Prof Hooft menuturkan bahwa ilmu fisika sangat penting dalam kehidupan sehari-hari karena bisa membantu manusia mempelajari cara kerja benda yang sangat kecil hingga yang sangat besar.
"Dengan hukum fisika kita bisa memahami bagaimana alam semesta bekerja," kata Prof Hooft, yang sudah tertarik pada sains sejak kecil dan mendapat medali perak olimpiade matematika nasional Belanda pada umum 16 tahun.