Jakarta Antara Jateng - Sonar, startup bidang analitik dan monitoring media sosial serta digital berbasis Indonesia, menyatakan akan mengembangkan bisnisnya ke Filipina, sebelum kemudian melanjutkannya ke Singapura, Malaysia, juga Australia pada 2017.
Sonar yang bergerak dalam analitik media sosial yang menyajikannya untuk kepentingan bisnis, selama ini sudah bermitra dengan Telkom Indonesia dan Microsoft.
Founder dan CEO Sonar, Amien Krisna, mengungkapkan bahwa produknya cukup beruntung karena telah diadopsi cukup awal oleh pemain besar di Indonesia seperti XL Axiata, Heineken (Multibintang Indonesia), dan lainnya ketika memulai Sonar pada Januari 2014.
“Saya memulai sebagai developer di tahun 2002, bekerja untuk situs e-commerce dan games yang mulai bermunculan saat itu. Saya belajar banyak hal dalam waktu yang singkat, bukan hanya hal teknis, namun juga bisnis ‘digital’ yang belum terkenal waktu itu,†ungkap Krisna dalam siaran persnya Sonar, Rabu.
Ia lalu menjelaskan bagaimana karirnya sebagai freelance membantunya membangun agensi perancangan dan pengembangan web yang pada akhirnya mendapatkan exit dengan bergabung dengan perusahaan periklanan digital pada tahun 2012.
“Saya mengumpulkan ilmu yang saya pelajari dari perusahaan-perusahaan tersebut, dan pada akhirnya mengembangkan versi awal platform Sonar pada tahun 2013," tambahnya.
Menurut Krisna, dengan bantuan Sonar, perusahaan-perusahaan bisa dengan mudah menemukan persepsi internet terhadap mereka, melakukan riset pasar langsung, dan menemukan tren yang sedang hangat dalam masing-masing industri.
Jumlah data sosial lokal dan manca negara yang besar sangat mustahil untuk digarap secara manual.
Dalam pasar internasional, Sonar berkompetisi dengan perusahaan seperti Brandtology, Radian6 milik Salesforce, dan Sysomos. Kelebihan Sonar, menurut Krisna, adalah kemampuannya untuk beradaptasi dan memahami pasar lokal dengan lebih cepat dan efisien.
“Kami ingin menjadi ‘orang lokal’ dalam setiap pasar yang kami hadiri,†tambahnya.
Semenjak diluncurkan pada 2014, Sonar sudah memiliki beberapa klien perusahaan yang besar di Indonesia seperti Heineken dan Goodyear. Sonar telah bekerjasama dengan Twitter untuk mengumpulkan semua cuitan publik.
Sonar mendapatkan penghasilan dengan model subscription, dimana pengguna mendapatkan akses tak terbatas untuk laman dashboard dan analitik, namun terbatas dari segi topik, merk, dan data yang digarap. Ada juga pelayanan tambahan seperti laporan custom, workshop, dan juga sesi pelatihan.
Setelah menguasai pasar di Nusantara, Sonar berencana untuk menjadi pemimpin pasar di bidang analitik data sosial di Asia dan Timur Tengah pada 2021.
Sonar yang bergerak dalam analitik media sosial yang menyajikannya untuk kepentingan bisnis, selama ini sudah bermitra dengan Telkom Indonesia dan Microsoft.
Founder dan CEO Sonar, Amien Krisna, mengungkapkan bahwa produknya cukup beruntung karena telah diadopsi cukup awal oleh pemain besar di Indonesia seperti XL Axiata, Heineken (Multibintang Indonesia), dan lainnya ketika memulai Sonar pada Januari 2014.
“Saya memulai sebagai developer di tahun 2002, bekerja untuk situs e-commerce dan games yang mulai bermunculan saat itu. Saya belajar banyak hal dalam waktu yang singkat, bukan hanya hal teknis, namun juga bisnis ‘digital’ yang belum terkenal waktu itu,†ungkap Krisna dalam siaran persnya Sonar, Rabu.
Ia lalu menjelaskan bagaimana karirnya sebagai freelance membantunya membangun agensi perancangan dan pengembangan web yang pada akhirnya mendapatkan exit dengan bergabung dengan perusahaan periklanan digital pada tahun 2012.
“Saya mengumpulkan ilmu yang saya pelajari dari perusahaan-perusahaan tersebut, dan pada akhirnya mengembangkan versi awal platform Sonar pada tahun 2013," tambahnya.
Menurut Krisna, dengan bantuan Sonar, perusahaan-perusahaan bisa dengan mudah menemukan persepsi internet terhadap mereka, melakukan riset pasar langsung, dan menemukan tren yang sedang hangat dalam masing-masing industri.
Jumlah data sosial lokal dan manca negara yang besar sangat mustahil untuk digarap secara manual.
Dalam pasar internasional, Sonar berkompetisi dengan perusahaan seperti Brandtology, Radian6 milik Salesforce, dan Sysomos. Kelebihan Sonar, menurut Krisna, adalah kemampuannya untuk beradaptasi dan memahami pasar lokal dengan lebih cepat dan efisien.
“Kami ingin menjadi ‘orang lokal’ dalam setiap pasar yang kami hadiri,†tambahnya.
Semenjak diluncurkan pada 2014, Sonar sudah memiliki beberapa klien perusahaan yang besar di Indonesia seperti Heineken dan Goodyear. Sonar telah bekerjasama dengan Twitter untuk mengumpulkan semua cuitan publik.
Sonar mendapatkan penghasilan dengan model subscription, dimana pengguna mendapatkan akses tak terbatas untuk laman dashboard dan analitik, namun terbatas dari segi topik, merk, dan data yang digarap. Ada juga pelayanan tambahan seperti laporan custom, workshop, dan juga sesi pelatihan.
Setelah menguasai pasar di Nusantara, Sonar berencana untuk menjadi pemimpin pasar di bidang analitik data sosial di Asia dan Timur Tengah pada 2021.