Semarang, Antara Jateng - Pemerintah Kota Semarang diminta mengarahkan pengrajin batik agar melakukan produksi secara teratur dan tidak melakukan persaingan yang tidak sehat, kata pengamat batik Grace Wijaya Susanto.

"Mengenai perkembangan industri batik di Kota Semarang, ini tergantung dari pucuk pimpinan," katanya di Semarang, Kamis.

Dalam hal ini, dibutuhkan pengarahan dari pimpinan yaitu Wali Kota Semarang kepada para pengrajin batik terkait dengan motif yang bisa digunakan. Tujuannya paling tidak untuk mengeksiskan kembali batik Semarangan.

Sebetulnya, menilik historis Kota Semarang yang pada zaman dahulu banyak disinggahi oleh pedagang dari Tiongkok, Arab, dan Eropa, banyak kekhasan yang dapat diangkat pada batik Semarang.

Kondisi tersebut dapat dimanfaatkan oleh pembatik dalam menentukan motif yang sifatnya "multiculture".

Peneliti Pusat Kajian Batik Semarang Unisbank Dewi Handayani mengatakan awalnya Semarang berciri khas batik pesisir dari Pekalongan dan Lasem.

Namun, saat ini semakin banyak pengrajin yang lebih bebas dalam mengekspresikan motif yang diinginkan.

"Meski demikian, pihaknya berharap agar pelaku batik dapat berjalan beriringan sehingga tidak timbul persaingan yang tidak sehat dan berakibat pada terkendalanya pemasaran," katanya.

Dia mengakui dengan semakin bebasnya pengrajin batik mengeksplorasi motif, saat ini semakin banyak yang berusaha mematenkan motif tertentu.

Bahkan, dari data yang diperolehnya, sudah ada lebih dari 50 motif batik Semarang yang dipatenkan, beberapa di antaranya motif Legenda Banyumanik, motif Wewe Gombel, motif Pesona Tugu Muda, dan motif Goa Kreo.

Kondisi tersebut akhirnya berdampak pada tidak sehatnya persaingan antarpengrajin yang seharusnya dapat memproduksi batik secara bebas dengan motif yang tak terbatas.

Untuk mencari solusi tersebut, pihaknya bersama dengan Asosiasi IUMKM Indonesia Akumandiri pada Kamis (6/9) akan melaksanakan dialog interaktif Rembug Semarangan dengan tema "Batik Semarang, Apakah Ada?" dengan mengundang Wakil Wali Kota Semarang dan pemerhati batik Kota Semarang.

Ketua Akumandiri Naneth Ekopriyono mengatakan pada pelaksanaan tersebut juga akan diundang pengrajin batik hingga desainer.

Dia mengharapkan melalui dialog interaktif tersebut kekhasan batik Semarangan semakin terlihat.

Pewarta : Aris Wasita
Editor : D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2024