Boyolali, Antara Jateng - Hasil panen perdana pepaya jenis baru Kalina yang dikembangkan di Kabupaten Boyolali 2016 berhasil dengan produksi meningkat dibanding sebelumnya, kata pejabat Dinas Pertanian Kehutanan dan Perkebunan setempat.
Pepaya Kalina dengan luas halan 2.000 meter persegi mampu menghasilkan nilai jual Rp8 juta sekali petik, sedangkan sebelumnya jenis biasa hanya sekitar Rp4 juta hingga Rp6 juta sekali petik," kata Kepala Bidang Produksi Tanaman Padi dan Holtikura, Dispertanhutbun Boyolali, Supardi, di Boyolali, Jumat.
"Hasil panen bulan ini, sangat menggembirakan ada peningkatan sekitar Rp2 juta per luasan panen 2.000 meter persegi," kata Suparti.
Menurut Supardi padahal jenis tanaman pepaya kalina bisa dipetik beberapa kali selama tidak ada serangan hama pengganggu tanaman. Petani jadi untungnya lebih besar dengan menanam pepaya Kalina atau California ini, karena hasilnya optimal.
Meskipun, jenis pepaya tersebut tidak terlalu besar hanya berbobot berkisar satu hingga satu setengah kilogram per buahnya, tetapi buah jenis baru itu, harganya lebih mahal dubanding jenis yang lain.
Harga pepaya Kalina rata-rata mencapai Rp3.000 per kilogramnya lebih mahal dibanding jenis yang lain, sehingga pangsa pasarnya kelas menengah keatas.
Oleh karena itu, kata dia, tidak heran pepaya jenis kalina tersebut banyak dijual di supermarket dan pasar swalayan modern di kota-kota besar seperti Solo, Yogyakarta, Semarang, dan Yogyakarta.
Menurut Supardi jenis pepaya tersebut disukai masyarakat kalangan menengah keatas karena papaya ini rasanya manis, dan awet, artinya tidak mudah busuk, sehingga dapat dikonsumsi untuk beberapa hari.
Menurut dia, luasan lahan pepaya Kalina di Kabupaten Boyolali pada 2016 ini, mencapai 15 hektare yang tersebar di wilayah Kecamatan Mojosongo, Musuk dan Teras.
Program pengembangan pepaya Kalina tersebut dari pemerintah yang didanai melalui Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2015. Pepaya yang panen pada Juli 2016 ini, merupakan hasil tanam Juli 2015, karena papaya ini bisa dipanen setelah berumur 10 hingga 12 bulan.
"Pada 2016 ini, melalui APBD Boyolali juga diaggarkan 15 hektare untuk pengembangan pepaya jenis Kalina yang rencananya ditanam akhir Agustus 2016 di wilayah Kecamatan Teras," katanya.
Pihaknya berharap dengan pengembangan pepaya jenis baru tersebut dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani di Boyolali.
Pepaya Kalina dengan luas halan 2.000 meter persegi mampu menghasilkan nilai jual Rp8 juta sekali petik, sedangkan sebelumnya jenis biasa hanya sekitar Rp4 juta hingga Rp6 juta sekali petik," kata Kepala Bidang Produksi Tanaman Padi dan Holtikura, Dispertanhutbun Boyolali, Supardi, di Boyolali, Jumat.
"Hasil panen bulan ini, sangat menggembirakan ada peningkatan sekitar Rp2 juta per luasan panen 2.000 meter persegi," kata Suparti.
Menurut Supardi padahal jenis tanaman pepaya kalina bisa dipetik beberapa kali selama tidak ada serangan hama pengganggu tanaman. Petani jadi untungnya lebih besar dengan menanam pepaya Kalina atau California ini, karena hasilnya optimal.
Meskipun, jenis pepaya tersebut tidak terlalu besar hanya berbobot berkisar satu hingga satu setengah kilogram per buahnya, tetapi buah jenis baru itu, harganya lebih mahal dubanding jenis yang lain.
Harga pepaya Kalina rata-rata mencapai Rp3.000 per kilogramnya lebih mahal dibanding jenis yang lain, sehingga pangsa pasarnya kelas menengah keatas.
Oleh karena itu, kata dia, tidak heran pepaya jenis kalina tersebut banyak dijual di supermarket dan pasar swalayan modern di kota-kota besar seperti Solo, Yogyakarta, Semarang, dan Yogyakarta.
Menurut Supardi jenis pepaya tersebut disukai masyarakat kalangan menengah keatas karena papaya ini rasanya manis, dan awet, artinya tidak mudah busuk, sehingga dapat dikonsumsi untuk beberapa hari.
Menurut dia, luasan lahan pepaya Kalina di Kabupaten Boyolali pada 2016 ini, mencapai 15 hektare yang tersebar di wilayah Kecamatan Mojosongo, Musuk dan Teras.
Program pengembangan pepaya Kalina tersebut dari pemerintah yang didanai melalui Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2015. Pepaya yang panen pada Juli 2016 ini, merupakan hasil tanam Juli 2015, karena papaya ini bisa dipanen setelah berumur 10 hingga 12 bulan.
"Pada 2016 ini, melalui APBD Boyolali juga diaggarkan 15 hektare untuk pengembangan pepaya jenis Kalina yang rencananya ditanam akhir Agustus 2016 di wilayah Kecamatan Teras," katanya.
Pihaknya berharap dengan pengembangan pepaya jenis baru tersebut dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani di Boyolali.